Latto-Latto Vs Everybody

Latto-Latto Vs Everybody

Oleh: Sania Agustiani (Ketua IRMA SMAN 1 Mangunjaya)

Faiz duduk bersila menghadap kiblat. Tangannya memegang Al-Qur’an. Tatapannya kepada Al-Qur’an begitu rendah hati. Bibir Faiz mulai melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan suara indahnya. Siapapun yang mendengarnya pasti akan merasa tenang.

“Bismillah hirrohmaan nirrohiim”

“Amma ya tasaa aluun” Faiz begitu merasakan nikmatnya membaca Al-Qur’an.

Tek tek tek. Bunyi berisik yang sangat sangat tak asing lagi merupakan bunyi latto-latto. Suara itu bersumber dari luar masjid.

Faiz berusaha fokus dan tidak menghiraukannya “Aninnaba’il adziim”

Tek tek tek.

“Alladzi hum fiihi mukhtalifuun”

Tek tek tek tek tek.

Tek tek tek tek tek.

Tek tek tek tek tek.

Pada akhirnya Faiz pun jengah dengan suara yang berisik dan mengganggu ibadahnya. Dia menengok ke luar masjid sambil beristighfar “Astaghfirullah haladzim” Kemudian menutup Al-Qur’annya, lantas berdiri dan menghampiri teman-temannya di luar.

Faiz mendekat kepada satu temannya yang paling akrab “Jep, lu main latto-latto di sebelah sana aja” tutur Faiz sembari mengarahkan dagunya ke arah yang dimaksud.

Jepi berhenti bermain kemudian menghadap Faiz “Kaga. Disana ada pembangunan. Nanti kalau gue ketiban gimana? mau tanggung jawab lo?” ujarnya dengan nada malas.

“Tapi Jep, dideket masjid juga ga baik. mengganggu orang yang lagi ibadah, lho”. nada Faiz merendah dari sebelumnya.

“Ya, ibadah mah ibadah aja. Kalau keganggu berarti iman dia kurang kuat” jeda Jepi sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya “Udah ah, gue mau latihan lagi buat pertandingan latto-latto di Pangandaran”

“Emang iya?” tanya Faiz serius. Dia baru mengetahui ada lomba latto-latto sekabupaten Pangandaran.

“Iya. Lu mah kaga update sih” kata Jepi sambil berdecak “Nih gue kasih tau, lomba latto-latto sekabupaten Pangandaran ini lumayan hadiahnya, bro. Sepeda hadiahnya”

“Kenapa? mau ikut juga lu?”

“Kaga, gue cari hadiah yang pasti-pasti aja”

“Apaan,tuh?”

“Syurga” alis Faiz terangkat sembari tersenyum.

“Hmm. Ya udah lu lanjut ibadah dah, gue sama anak-anak latihan di lapang aja. Tapi do’ain gue ye”

“Pasti. Lu sendiri juga harus berdo’a, Jep, jangan cuma usaha!” kata Faiz setengah berteriak.

Jepi yang sudah berjalan menjauh meninggalkan masjid mengiyakan nasihat Faiz sambil berteriak.

Faiz menghembuskan nafasnya lega. Akhirnya teman-temannya bisa mengerti dan memahami betapa pentingnya menghormati orang yang sedang beribadah. Faiz kembali melangkah ke dalam masjid untuk melanjutkan tadarus Qur’an.

Pulang dari masjid Faiz menemui teman-temannya yang sedang berlatih Latto-latto di lapangan.

Teman-temannya terus mengasah skill mereka dengan mencoba berbagai rintangan. Berusaha memaksimalkan waktu yang mereka punya sampai-sampai lupa waktu sholat. Suara berisik yang mereka ciptakan dari Latto-latto membuat mereka tuli terhadap suara Adzan.

“Jepi!” teriak Faiz dari kejauhan, kemudian mendekat ke Jepi dan teman-temannya.

“Tadi lu dicariin Ustadz kenapa kaga ngaji” suara Faiz tersamarkan oleh suara Latto-latto.

“Apa, Jep? kurang jelas” Jepi mendekatkan telinganya kepada Faiz tapi tangannya tak berhenti juga bermain latto-latto.

Faiz memberhentikan tangan Jepi “Ya lu berhenti dulu main Latto-lattonya, Ya Allah”

“Iya, iya. Woi, semua berhenti lu pada. Faiz mau ngomong kaga kedengeran!” Perintah Jepi kepada kawan-kawannya.

Faiz menghembuskan nafasnya kemudian berkata “Tadi kalian di cari Ustadz, kenapa kaga ngaji?”

“Ya lu kan tau sendiri gue lagi latihan”

“Iya, Iz, gua juga lagi latihan” sahut temannya.

Temannya yang lain pun mengiyakan tuturan Jepi “Sama, Gua juga”

“Gua juga”

“Iya paham gua. Tapi inget waktu lah. Minimal kalian sholat berjamaah di masjid” Terkadang Faiz sebagai teman yang baik memang harus menasehati dan mengingatkan teman-temannya supaya tidak terlalu jauh dari firman Allah. “Gua lihat kalian udah maksimal berusaha, sekarang waktunya kalian berdo’a minta sama Allah supaya dimudahkan dan dilancarkan”

Jepi menatap malas Faiz. “Iya, ntar”

“Kapan, Jep?

Jepi berdecak. Dengan berat hati Jepi melangkah dan mengajak teman-temannya untuk sholat terlebih dahulu “Ya udah, yo sholat dulu”

Bibir Faiz tersenyum begitu pun dengan hatinya yang senang karena teman-temannya pergi ke mesjid. Dan amanah dari Pak Ustadz kepada Faiz untuk mengajak teman-temannya pun tersampaikan. Biarpun hari ini dengan berat hati, semoga besok dengan sepenuh hati. Aamiin.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: