Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Imam Tajuddin Assubki di dalam kitabnya Thabaqaat as-Syafi’iyah ketika menceritakan sosok ayahnya lalu beliau mengutip perkataan ayahnya tersebut, Wahai anakku, biasakan bangun malam beliau melanjutkan Wal wail kullal wail (celaka sungguh celaka, orang yang tidur, sementara tengah malam telah tiba)
Sebagaimana kita ketahui, Imam Tajuddin Assubki adalah ulama besar yang bermadzhab Syafi’i dan salah satu karya beliau yang sangat monumental ialah Jam’ul Jawami, kitab ini merupakan kitab disiplin ilmu Ushul Fiqh
Nama besar beliau ternyata tidak terlepas dari didikan ayahnya yang merupakan ulama besar Madzhab Syafi’i, beliau bernama Imam Taqiyuddin Assubki yang bergelar Syaikhul Islam sebagai anak yang tumbuh dari keluarga ulama besar Imam Tajuddin dan saudara-saudaranya tumbuh dalam rumah yang penuh dengan kemuliaan akhlak dan semangat dalam mencari ilmu
Ditengah-tengah kesibukannya sebagai kepala hakim, pengajar, dan penulis banyak kitab, tidak meninggalkan peran ayah dan tanggung jawab sebagai orang tua untuk membimbing dan mendidik anak-anaknya, begitulah keluarga Imam Taqiyuddin Assubki dalam membangun madrasah keluarganya sehingga dari keturunannya lahir para ulama besar
Keluarga Imam Taqiyuddin Assubki, terkenal sebagai keluarga pencetak ulama besar mulai dari kakek beliau yang dijuluki dengan Zainuddin Assubki (hiasan agama dari desa Subuki) kemudian ayah beliau yang mendapat julukan Taqiyuddin Assubki (pelindung agama dari desa Subuki) dan para ulama menggelarinya dengan Syaikhul Islam
Maka Imam Tajuddin sering memanggil ayahnya dengan sebutan Syaikhul Imam yang faqih sedangkan putra-putranya mendapat julukan Baha’uddin Assubki (Kebanggaan agama dari desa Subuki), Tajuddin Assubki (Mahkota agama dari desa Subuki), dan Jamaluddin Assubki (keindahan agama dari desa Subuki)
Hingga Imam Sya’rani beliau menyebutnya dalam kitab Tanbih al-Mughtarrin, bahwa diantara ulama yang mewarisi keshalihan dan keilmuan secara sempurna dari orang tua dan para leluhurnya adalah keluarga Imam Taqiyuddin Assubki
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, peran keluarga sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya sangatlah penting karena dari sebuah keluarga akan lahir para calon generasi penerus agama dan bangsa ini
Maka setiap keluarga harus melandasi pondasi keluarganya dengan keimanan, ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan semangat dalam memberikan ilmu bagi keluarganya sehingga akan melahirkan generasi yang berakhlak mulia serta memiliki wawasan yang luas dan cinta pada agama dan bangsanya
Sebuah keluarga yang dipersiapkan dengan baik sejak awal baik secara konsep dan visi misi yang selaras dengan nilai-nilai ajaran agama islam maka akan melahirkan para generasi yang unggul dari segi akhlak dan ilmu pengetahuan maka jadikan keluarga-keluarga kita menjadi keluarga terbaik bagi agama dan bangsanya

