Literasi Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani

Literasi Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani

Oleh: Dzikri Ashiddiq

Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, adalah seorang ahli hadits dan fiqih yang terkemuka, dan menuliskan karya-karya luar biasa salah satu karyanya yang terkenal adalah Fathul Bari, yang merupakan penjelasan dari kitab Shahih Bukhari

Selain itu, karya monumental lainnya adalah Bulughul Maram yang menjadi kitab pegangan pendidikan berbagai kalangan pencapaian dan keistimewaan tersebut tentunya melalui serangkaian proses, bukan karya yang dikagumi dengan datang begitu saja

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani sanggup menuliskan kitab sebesar Fathul Bari, penjelasan Shahih Bukhari paling detail, setelah melalui serangkaian pendidikan yang banyak dan panjang beliau telah khatam membaca kitab Shahih Bukhari dalam waktu singkat berulang kali. Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani pernah membaca kitab tersebut hanya dalam sepuluh pertemuan, dengan durasi masing-masing pertemuannya selama empat jam

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, adalah seorang yang memiliki pendengaran dan penglihatan yang kuat, tubuh yang kuat, bercita-cita tinggi, dan sangat cerdas beliau juga memiliki kefasihan lisan dan kemampuan baca yang cepat dan bagus selain Shahih Bukhari, beliau juga membaca kitab-kitab besar lainnya seperti Shahih Muslim, Mu’jam Shagir, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, dalam waktu singkat

Selain membaca, beliau juga piawai dalam aspek literasi lainnya, yaitu menyimak dan menulis pada saat tinggal di Damaskus selama seratus hari, beliau menyimak sekitar seribu juz hadits dan rata-rata satu juznya berjumlah 20 lembar dan Ibnu Hajar Al-Asqalani mulai menulis pada usia 23 tahun hingga sampai mendekati akhir usianya, dan ketika di Damaskus beliau sempat menulis sepuluh jilid buku

Beliau memang hidup pada zaman keemasan para ulama, perkembangan madrasah dan perpustakaan, serta halaqah ilmu namun lebih dari itu, apa yang terjadi pada Al-Hafidz Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dari segi keilmuan menjadi bukti akan cita-citanya yang tinggi, kesabaran yang tak terbatas, serta konsentrasinya yang penuh, dan tentu saja kemudahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi orang-orang yang berusaha dalam kebaikan          

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: