Keutamaan Bulan Muharram

Keutamaan Bulan Muharram

Oleh: Dzikri Ashiddiq

Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Alhamdulillah, kita telah sampai kepada bulan Al-Muharram bulan yang mulia diantara salah satu dari empat bulan haram, Abu Utsman An-Nahdi r.a berkata, Mereka (para ulama terdahulu) memuliakan sepuluh hari yang tiga : sepuluh hari di akhir Ramadhan, sepuluh hari di awal Dzulhijjah, dan sepuluh hari di awal Al-Muharram (Lathaaif Al-Ma’aarif)

Bulan Muharram merupakan salah satu bulan haram, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu (QS. At-Taubah 9 ayat : 36)

Keutamaan bulan Muharram yang kedua, adalah, bulan ini disebut sebagai Syahrullah (Bulan Allah). Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada Syahrullah (Bulan Allah) yaitu Muharram sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam (HR. Muslim)

Kemuliaan ketiga dari bulan ini adalah disunahkannya puasa Tasu’a dan Asyura bahkan puasa Tasu’a dan Asyura serta puasa sunnah lainnya (Senin, Kamis, Ayamul bidh, puasa Daud), nilainya menjadi puasa yang paling mulia setelah Ramadhan

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa) di bulan Allah (Muharram) (HR. Muslim) secara khusus Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebutkan keutamaan puasa Asyura dalam sabdanya : Rasulullah ditanya mengenai puasa asyura, beliau menjawab ia bisa menghapus dosa setahun yang lalu (HR. Muslim)

Sedangkan mengenai puasa Tasu’a, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berazam untuk menjalankannya, meskipun beliau tidak sempat menunaikan karena beliau wafat sebelum Muharram tiba, lalu para sahabatnya menjalankan puasa Tasu’a seperti keinginan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : Apabila tahun depan (kita masih diberi umur panjang), kita akan berpuasa pada hari Tasu’a (kesembilan) (HR. As-Suyuthi dari Ibnu Abbas, dishahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami)

           

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: