Meneguhkan Jiwa Remaja Masjid melalui Nilai-Nilai Panca Waluya

Meneguhkan Jiwa Remaja Masjid melalui Nilai-Nilai Panca Waluya

Oleh: Rifa Anggyana, S.Pd., M.M. (Ketua Pembina IRMA Provinsi Jawa Barat)

Di tengah derasnya arus globalisasi dan derasnya informasi yang mengalir tanpa batas, para remaja kini dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga jati diri dan moralitas. Dalam situasi seperti ini, kehadiran Ikatan Remaja Masjid (IRMA) menjadi penting sebagai wadah pembinaan generasi muda yang berlandaskan nilai-nilai keislaman, keilmuan, dan kemanusiaan.

Salah satu konsep pembinaan yang dipegang teguh oleh IRMA Jawa Barat adalah Panca Waluya, yaitu lima nilai dasar kehidupan yang menjadi pedoman dalam membentuk karakter remaja masjid yang tangguh, beriman, dan berakhlak mulia. Kata “Panca” berarti lima, sedangkan “Waluya” bermakna keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Lima nilai tersebut menjadi fondasi spiritual, intelektual, dan sosial bagi setiap anggota IRMA agar mampu tumbuh menjadi pribadi yang seimbang antara dunia dan akhirat.

1. Waluya Iman: Pondasi Kehidupan yang Meneguhkan Hati

Iman adalah pondasi dari segala amal dan tindakan. Dalam diri remaja, iman berperan sebagai benteng yang melindungi dari pengaruh negatif lingkungan dan budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Seorang remaja yang beriman akan memiliki arah hidup yang jelas, menjadikan Allah SWT sebagai pusat segala aktivitasnya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Nahl ayat 97:

“Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik…”
Iman menumbuhkan ketenangan, menuntun dalam setiap langkah, dan menjauhkan dari perilaku yang sia-sia. Dalam pembinaan IRMA, kegiatan seperti kajian, mentoring, dan ibadah berjamaah menjadi sarana memperkuat Waluya Iman ini.

2. Waluya Ilmu: Cahaya yang Menerangi Jalan Hidup

Ilmu adalah pelita dalam kegelapan. Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah). IRMA memandang bahwa ilmu tidak hanya sebatas akademik, tetapi juga ilmu kehidupan — memahami nilai, etika, dan tanggung jawab sosial.
Remaja masjid didorong untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, aktif mencari ilmu dari berbagai sumber, serta mengaitkannya dengan nilai-nilai spiritual. Dengan ilmu, remaja dapat memfilter informasi, menghindari hoaks, dan menjadi agen perubahan yang membawa pencerahan bagi masyarakat sekitarnya.

3. Waluya Amal: Menghidupkan Ilmu dan Iman dalam Perbuatan

Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Amal menjadi bukti nyata dari iman dan ilmu yang dimiliki. IRMA menanamkan kesadaran bahwa setiap tindakan kecil, seperti membantu teman, membersihkan masjid, atau menebar senyum, adalah bagian dari amal saleh.
Melalui kegiatan sosial, pengabdian masyarakat, dan kerja sama dengan lembaga kemanusiaan, para remaja masjid belajar memaknai Islam bukan hanya dalam ucapan, tetapi dalam tindakan nyata yang menebarkan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).

4. Waluya Akhlak: Cermin Kemuliaan Pribadi Muslim

Akhlak merupakan puncak dari keimanan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).
Dalam konteks remaja masjid, akhlak tidak hanya terlihat dari tutur kata dan sopan santun, tetapi juga dari cara berpikir, bersikap, dan berinteraksi. Di era media sosial, menjaga akhlak digital menjadi penting — menghindari ujaran kebencian, fitnah, dan perilaku yang mencederai martabat diri maupun orang lain.
IRMA Jawa Barat menekankan pembinaan akhlak melalui teladan, keteladanan pembina, serta kegiatan yang menumbuhkan empati dan tanggung jawab moral.

5. Waluya Ukhuwah: Menyatukan Langkah dalam Kebersamaan

Ukhuwah adalah kekuatan yang menyatukan umat. Dalam IRMA, persaudaraan bukan hanya antara sesama anggota, tetapi juga dengan seluruh lapisan masyarakat. Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim), Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan sebangsa), dan Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan sesama manusia) menjadi nilai yang dijunjung tinggi.
Dengan semangat ukhuwah, IRMA mengajarkan pentingnya kerja sama, saling menghargai, dan menebar kasih sayang. Dalam perbedaan, kita diajarkan untuk saling memahami dan mencari titik temu demi kemaslahatan bersama.

Panca Waluya sebagai Jalan Kehidupan

Panca Waluya bukan sekadar konsep, tetapi jalan hidup yang harus terus diamalkan. Dalam diri remaja masjid, nilai-nilai ini menjadi pelita di tengah gelapnya zaman yang penuh distraksi. Pembinaan berlandaskan Panca Waluya akan melahirkan remaja yang memiliki kekuatan iman, keluasan ilmu, keteguhan amal, kemuliaan akhlak, dan kehangatan ukhuwah.

Dengan menghidupkan Panca Waluya, IRMA Jawa Barat berkomitmen untuk mencetak generasi khairu ummah — generasi terbaik yang tidak hanya saleh secara individu, tetapi juga berkontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa.

Kini, tugas kita bersama adalah menjaga semangat ini agar terus berlanjut. Para pembina, guru, dan orang tua harus menjadi teladan yang menginspirasi, sementara para remaja masjid hendaknya menjadikan Panca Waluya sebagai identitas diri dan arah perjuangan dalam menapaki masa depan yang penuh makna.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: