Kebahagiaan Hakiki

Kebahagiaan Hakiki

Oleh: Dzikri Ashiddiq

Setiap manusia yang menjalani kehidupan di dunia ini, memiliki bermacam-macam keinginan yang berbeda-beda diantara manusia yang satu dan lainnya, namun ada satu keinginan yang dimana keinginan ini, menjadi keinginan yang ingin dicapai dan dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini, yaitu mencari kebahagiaan, baik pria maupun wanita, baik yang muda ataupun yang tua semuanya menginginkan kebahagiaan
Bahkan di setiap negara kata kebahagiaan di ucapkan dalam berbagai bahasa yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya seperti di negara Inggris (Happines), Arab (Falah, Sa’adah), Latin (Felicitas), dan Jerman (Gluck) hal ini menggambarkan bahwa setiap negara menginginkan adanya kebahagiaan

Pembaca yang dirahmati Allah Swt, sebenarnya apa kebahagiaan itu sendiri ? salah satu diantara jawaban ada sebagian yang menjawab bahwa kebahagiaan itu saat seseorang memiliki harta, rumah yang megah, jabatan yang tinggi, kekuasaan dan fasilitas-fasilitas kemewahan lainnya
Bila kebahagiaan hanya sebatas pada kenikmatan duniawi semata, maka perlu kita renungkan, bagaimana jika seseorang yang memiliki harta yang melimpah namun ternyata ia jatuh sakit dan semua hartanya ia habiskan untuk biaya pengobatannya sehingga ia tidak bisa menikmati kekayaannya, saat seseorang memiliki jabatan dan kekuasaan pada waktunya ia akan pensiun dimana jabatan dan kekuasaannya tidak akan kekal abadi

Pembaca yang dirahmati Allah Swt, kebahagiaan yang hakiki akan kita dapat saat kita mentaati Allah Swt dengan melaksanakan setiap perintah Allah Swt dan mengikuti setiap petunjuk dan penjelasan Allah Swt yang Allah Swt sampaikan dalam al-Qur’an, maupun petunjuk yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul-Nya, sebagaimana Allah Swt berfirman : Maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati (QS. Al-Baqarah 2 ayat : 38)
Imam Ibnu Katsir, dalam tafsirnya mengutip pendapat Abul Aliyah yang mengatakan bahwa petunjuk dalam ayat tadi adalah para Nabi dan Rasul, serta penjelasan-penjelasan dan keterangan-Nya melalui ayat-ayat-Nya

Adapun Muqatil bin Hayyan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan petunjuk dalam ayat tersebut ialah Nabi Muhammad Saw sedangkan menurut al-Hasan, petunjuk artinya al-Qur’an dari kedua pendapat Muqatil dan al-Hasan ini sahih, sedangkan pengertian atau pendapat yang disampaikan Abu al-Aliyah lebih umum
Maksud pernyataan Barang siapa mengikuti petunjuk-Ku yaitu orang yang mau menerima apa yang diturunkan oleh Allah Swt melalui kitab-kitab-Nya dan apa yang disampaikan oleh Rasul-rasul-Nya niscaya tidak ada kekhawatiran atas diri mereka dalam menghadapi nasib pada hari akhirat nanti, dan tidak pula mereka bersedih hati terhadap perkara-perkara duniawi

Mengutip buku Resep Hidup Bahagia Menurut al-Qur’an karya Irja Nasrullah, Kebahagiaan hakiki hanya dapat tercapai jika kita mengikuti petunjuk Allah Swt, dan Rasul-Nya, karena kebahagiaan di jalan tersebut akan abadi, bukan hanya di dunia saja, melainkan juga di akhirat, kenikmatan-kenikmatan dunia menciptakan kebahagiaan, tetapi semua itu sangatlah sedikit lagi fana tidak kekal abadi, sebagaimana Allah Swt berfirman : Katakanlah, kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa (QS. An-Nisa 4 ayat : 77)

Dan bagi mereka yang menetapi jalan ketakwaan maka mereka akan memperoleh kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat karena seseorang yang bertakwa akan selalu menyandarkan diri kepada Allah dalam kondisi apa pun, baik kondisi lapang maupun sempit, jiwanya selalu tenang, bahkan dalam kondisi yang paling sulit, ia selalu merasa kuat karena merasa bersama Zat yang Maha Menjaga dan Maha Memelihara yaitu Allah Swt
Ketakwaan akan menjernihkan pikiran dan perasaan, keduanya merupakan hal penting dalam menjalani hidup secara positif, sedangkan hidup secara positif dalam kondisi apa pun akan menciptakan ketenteraman hati, ia juga menjadikan seseorang selalu semangat dalam menjalani hidup

Ketakwaan juga menjadikan hidup manusia penuh makna di setiap waktunya, semua gerak-gerik mereka diniatkan untuk beribadah sekaligus menciptakan kemaslahatan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain dan kehidupan yang penuh makna merupakan gerbang menuju kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat

Pembaca yang dirahmati Allah Swt, ketakwaan akan menyadarkan seseorang agar tidak hidup individual, tetapi juga hidup bersosialisasi (berjamaah) dengan menetapi aturan-aturan di dalamnya, demikianlah Allah memerintahkan, tolong-menolong, saling menghargai, saling mencintai, saling menghormati, dan saling menjaga kerukunan, semua itu akan menciptakan ketentraman dalam masyarakat itulah jalan kebahagiaan hakiki

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: