Oleh: Dzikri Ashiddiq
Ilmu terkhusus ilmu agama merupakan semulia-mulianya karunia Allah Swt yang dianugerahkan kepada manusia, karena dengan ilmulah manusia bisa menjadi manusia seutuhnya, dengan ilmu manusia mampu mengetahui mana hal yang baik dan buruk, dengan ilmu yang dilandasi dengan keimanan maka manusia mampu mengemban amanah menjadi khalifah di muka bumi
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, maka dari itu dalam mencari ilmu haruslah dengan kesungguhan, dengan perjuangan yang diiringi dengan ketekunan, kesabaran dan keikhlasan dalam mencari ilmu
Bagi setiap pencari ilmu harus berani menempuh kesulitan demi kesulitan yang menghadangnya, mengutip buku Kiat-Kiat Sukses Para Pelajar Penalaran Dua Kitab Nadzom Ta’lim dan Aqidatul Awam karya Ahmad Fatih, perbandingannya adalah bila orang yang mencari harta harus bekerja keras demi mendapatkannya, ia harus berani membanting tulang dan memeras keringat untuk menggapainya dimana kalau tidak demikian maka tidak akan berhasil mendapatkannya
Maka lebih dari itu, dimana ilmu lebih dari usaha mencari harta, karena ilmu jauh lebih sulit di dapatkan dari sekedar harta, harta adalah sesuatu yang nyata terlihat mata dan bisa kita ukur untuk mendapatkannya, sementara ilmu adalah sesuatu yang misterius, dimana belum tentu orang yang cerdas dan semangat kemudian pasti akan mampu mendapatkan ilmu yang bermanfaat, ilmu yang akan membawanya mendekatkan ia kepada Allah Swt
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, ilmu adalah Nur (cahaya) ilahi yang hanya di berikan kepada hamba yang di kehendaki, maka dari itu seorang yang seperti Imam Syafi’I dimana beliau sampai bertanya kepada gurunya yaitu Imam Waki, beliau menyampaikan kepada gurunya : Saya menyampaikan pada Syekh Waki tentang buruknya hafalanku, maka beliau memberikan petunjuk padaku untuk meninggalkan kemaksiatan, beliau memberitahukan bahwa ilmu adalah Nur dan Nur Allah tidak akan di berikan kepada mereka yang ahli maksiat
Imam Syafi’i seorang yang dalam usia tujuh tahun sudah bisa menghafal al-Qur’an dan dalam usia belasan tahun mampu menghafal kitab al-Muwatto juga kitab-kitab lainnya, namun dengan kecerdasan, kedisiplinan, kemuliaan akhlak, ketaatan dalam menjalankan perintah Allah Swt beliau tetap berkata : Tidak mencari ilmu orang yang mencarinya dengan kemuliaan dan kekayaan, tapi dialah mencari ilmu yang mencarinya dengan kehinaan dan kefakiran
Akhirul kalam, kesulitan, rasa lelah dan jenuh dalam mencari ilmu adalah sebuah keniscayaan namun bagi mereka yang dalam jiwanya tertanam kesungguhan, kesabaran, keikhlasan dalam menempuh beratnya dalam mencari ilmu maka setiap kesulitan dan hambatan yang ia hadapi tidak akan mematahkan semangatnya untuk terus melanjutkan perjuangan dalam mencari ilmu karena ia menyakini perjuangan ia dalam mencari ilmu akan menjadi amal baik yang sangat mulia di sisi Allah Swt