Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, Allah Swt berfirman : Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezki-Nya, dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan (QS. Al-Mulk 67 ayat : 15)
Dalam buku Terapi Mensucikan Jiwa karya, Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, diterangkan ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Maha Menguasai dan Maha Mengatur bumi beserta isinya sehingga bumi mudah untuk dihuni oleh umat manusia, hewan dan tumbuhan, mudah ditanami, digali, dibangun di atasnya berbagai macam bangunan, dan tidak menjadikannya liar dan tidak sulit bagi orang yang ingin memanfaatkan sumber daya alam yang ada di bumi ini
Allah Swt juga menjelaskan, bahwa Allah telah menjadikan bumi sebagai tempat untuk ditinggali sementara waktu oleh umat manusia, Allah juga telah menghamparkan dan membentangkannya, mengeluarkan darinya air dan tumbuh-tumbuhan, memperkuatnya dengan gunung-gunung, mengalirkan darinya sungai dan mata air, serta mengeluarkan darinya berbagai macam makanan
Di antara keutamaan bumi adalah bahwa semua hewan, rezki dan makanan keluar darinya, jika anda menanam sebuah biji tanaman saja di atasnya, maka akan keluar darinya hasil yang berlipat ganda, bumi telah memikul beban berat di atasnya, akan tetapi dia mengeluarkan sesuatu yang baik dan bermanfaat dari dalam bumi, dia menelan segala sesuatu yang jelek kemudian mengeluarkannya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia
Faedah lainnya adalah bahwa dia menutupi kejelekan manusia, serta mengeluarkan darinya makanan dan minumannya, dia sangat sabar menghadapi segala siksaan dan paling banyak memberi manfaat, namun demikian, tidak ada sebutir debu pun yang diperlakukan dengan baik oleh manusia walaupun dia telah memberikan banyak manfaat kepadanya, maksudnya, Allah telah menjadikan bumi bagi kita, seperti seekor unta yang jinak, yang bagaimanapun ditunggangi dia akan menurut
Sungguh amat tepat gambaran ayat yang mensifati bumi dengan jinak dan patuh, dimana orang yang berjalan di atasnya dapat berjalan dengan tenang, dengan demikian, kata manakib di sini ditafsirkan dengan gunung, seperti manakib al-Ihsan yang artinya bagian atasnya, mereka mengatakan, ayat di atas merupakan peringatan agar manusia bisa berjalan di atasnya lebih mudah, sekelompok lain berkata, bahwa arti manakib adalah penjuru atau arah sehingga kata manakib al-Ihsan berarti arah manusia
Yang lebih jelas lagi adalah pendapat yang mengatakan bahwa makna manakib adalah bagian atas, karena pada bagian atas inilah makhluk yang ada di bumi berjalan bukan pada arah atau penjurunya dimana permukaan bola adalah bagian atasnya dan berjalan bisa dilakukan di atas permukaannya, maka tepatlah pernyataan ayat di atas, yang menggambarkan bumi dengan jinak
Allah memerintahkan kepada mereka untuk memakan rezki yang telah dipersiapkan di dalamnya, Allah telah menjinakkan bumi bagi mereka, sehingga manusia dapat membuat jalan untuk melintasinya, dipersiapkan rezki bagi manusia sehingga mereka dapat membangun tempat tinggal, serta mempersiapkan makanan bagi para penghuninya
Kemudian diingatkan, Kepada-Nya-lah kamu kembali setelah dibangkitkan (QS. Al-Mulk 67 ayat : 15), maksudnya kita hidup di muka bumi ini tidak abadi, tetapi hanya sebatas singgah untuk sementara waktu maka tidak baik jika kita menjadikan kehidupan di bumi sebagai tujuan utama, akan tetapi tempat tinggal di dunia hanyalah sebagai sarana untuk mencari bekal amal shaleh bagi alam yang lebih abadi di akhirat kelak
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, ayat 15 dari surat Al-Mulk ini mencangkup segala permasalahan seperti ketuhanan, keesaan, kemampuan, kebijaksanaan, dan kelembutan Allah, ayat ini juga mengingatkan tentang nikmat dan kebaikan-Nya, serta peringatan kepada manusia bahwa kehidupan dunia tidaklah abadi, tetapi hanya sementara, maka sebaiknya kita bersegera berlari menuju surga-Nya yang abadi
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, ayat 15 dari surat Al-Mulk juga menjelaskan tentang pengetahuan dan keesaan Allah, mengingatkan akan nikmat Allah, menyerukan agar kita bersiap-siap menghadap-Nya, serta penjelasan bahwa Allah menjadikan dunia ini seakan-akan tidak ada, dan akan menghidupkan kembali penghuninya setelah mereka meninggal dunia, serta kepada-Nyalah mereka akan kembali setelah di bangkitkan

