ADAB SEBELUM ILMU

ADAB SEBELUM ILMU

Oleh : Dzikri. Ashiddiq. Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala, Ustadz Budhi Ashari Lc, menjelaskan di balik setiap ilmu yang sampai kepada kita, ada para Sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang menulis dengan penuh kehormatan.

Inilah kisah dua ulama besar yang juga sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, yaitu Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Abbas. Zaid bin Tsabit adalah penulis wahyu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di tangannya, ayat-ayat suci dikumpulkan dengan penuh amanah.

Ia bukan hanya ahli tulis, tapi juga ulama besar dalam al-Qur’an dan fikih. Para sahabat memuliakannya, bukan karena status, tapi karena cahaya ilmu yang Allah titipkan di dadanya.

Sedangkan Abdullah bin Abbas adalah sepupu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dikenal sebagai lautan ilmu tafsir dan hadis. Rasulullah sendiri mendoakannya : Ya Allah, berilah ia pemahaman dalam agama dan ajarilah ia tafsir. (HR. Ahmad). Dan dari lisannya, ribuan hadis mulia sampai kepada kita.

Suatu hari, Zaid bin Tsabit menaiki kendaraannya. Abdullah bin Abbas bergegas memegang tali kekang hewan itu. Zaid melarangnya, tapi Abdullah bin Abbas berkata : Beginilah kami diperintahkan bersikap kepada ulama dan sesepuh kami.

Zaib bin Tsabit terharu. Ia lalu memegang tangan Abdullah bin Abbas dan menciumnya. Sambil berkata : Beginilah kami diperintahkan bersikap kepada keluarga Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Dua arah adab : Murid memuliakan gurunya, dan guru memuliakan muridnya. Inilah wajah ilmu dalam Islam ilmu yang tumbuh dari cinta, bukan gengsi. Mari hidupkan kembali adab sebelum ilmu di zaman ini. Dan jadikan ilmu sebagai cahaya, bukan sekadar gelar semata.

Jika ilmu adalah aliran air, maka adab adalah wadah untuk menampungnya, agar ilmu tidak sekadar penghilang haus, namun bermanfaat bagi diri untuk hari ini dan masa depan.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: