Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, riya adalah melakukan amal shaleh yang tidak dilandasi niat dalam mencari ridha Allah Swt, akan tetapi, untuk mencari perhatian, serta pujian, dan balasan dari makhluk
Nabi Muhammad Saw, bahkan menyatakan riya lebih berbahaya dari pada fitnah dajjal, beliau bersabda : Maukah kamu kuberi tahu tentang sesuatu yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian dari pada (fitnah) Al-Masih Ad-Dajjal ? para sahabat menjawab, tentu saja, beliau menyampaikan, syirik khafi (yang tersembunyi), yaitu ketika seseorang berdiri mengerjakan shalat, dia perbagus shalatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya (HR. Ahmad)
Nabi Muhammad Saw, juga menceritakan kisah orang yang celaka karena melakukan amal kebaikan untuk mencari simpati orang lain, Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah dia didatangkan kemudian ditampakkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya maka ia pun mengakuinya
Allah bertanya, apa yang kamu lakukan dengannya ? ia menjawab aku berperang untuk-Mu sampai aku mati syahid, Allah berfirman, Engkau dusta, sebenarnya engkau berperang karena ingin disebut orang yang berani, dan itu sudah kaudapatkan, kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya, lalu dilemparkan ke dalam neraka
Kemudian, seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan juga membaca al-Qur’an, ia di datangkan kemudian ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatinya dan ia pun mengakuinya
Allah Swt bertanya, Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya ? ia menjawab aku menuntut ilmu, mengajarkannya, dan membaca al-Qur’an karena-Mu, Allah berfirman, engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut orang alim, engkau membaca al-Qur’an supaya disebut sebagai Qari, kemudian, Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya, lalu ia dilemparkan ke dalam neraka
Lalu, ada seorang yang telah mendapatkan anugerah banyak harta, ia didatangkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya, maka ia pun mengakuinya, Allah bertanya, apakah yang sudah kamu perbuat dengannya ? ia menjawab, aku telah sedekahkan harta di jalan-Mu dan untuk-Mu
Allah berfirman, engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan untuk digelari orang yang dermawan dan engkau sudah memperolehnya, kemudian Allah Swt memerintahkan malaikat untuk menyeretnya, lalu dilemparkan ke dalam neraka (HR. Muslim)
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, dalam melakukan amal shaleh maka setiap muslim perlu menjaga hati di dalam melakukan ibadah dan amal-amal kebaikan khawatir dari ibadah dan amal-amal kebaikan yang dilakukan tercampur dengan riya, maka tanyakan pada hati, Istafti Qalbak, apakah perbuatan tersebut murni dilakukan dengan ikhlas atau ada niat lain di dalamnya
Perlu kita ingat ibadah serta amal-amal kebaikan tanpa niat yang lurus semata untuk mengharap ridha Allah walaupun amal shaleh tersebut sebanyak buih di lautan, maka ibadah dan kebaikan tersebut tidak akan bernilai di sisi Allah Swt, justru Allah akan menjadikannya seperti debu yang berterbangan bagaikan di hempas angin, sirna dan tidak tersisa sedikitpun
Allah Swt berfirman : Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan (QS. Al-Furqan 25 ayat : 23)
Akhirul kalam, sebaik baik amal shaleh ialah yang diiringi dengan niat ikhlas semata untuk mengharap ridha Allah Swt