Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tidak semua yang kita inginkan dapat terwujud ada kalanya berhasil, ada kalanya tidak, kadang sukses, kadang gagal. Biasanya, orang akan kecewa bila harapan atau keinginannya tidak tercapai. Lalu bagaimana cara kita menyikapi harapan yang tidak tercapai
Dalam hal ini Syekh Ibnu Ajibah mengibaratkan manusia seperti anak kecil yang masih sangat polos dan tidak tahu apa-apa, yang menginginkan manisan atau permen beracun. Ia berkata : Ketika anak mengambil makanan beracun, sang ayah menolaknya, maka anak menangisinya karena ketidaktahuannya, sedangkan sang ayah menolaknya secara paksa karena tahu ada racunnya (Ibnu Ajibah, Iqadhul Himam, halaman. 100)
Manusia tidak ubahnya seperti anak kecil yang masih lugu dan sangat polos, sementara Allah menghalangi berbagai harapan dan keinginannya karena bahaya yang tidak diketahuinya, sedangkan Allah mengetahuinya tidak ada hal yang lebih baik atas semua kejadian yang menimpa manusia melainkan dengan mempelajari dan menggali hikmah demi setiap ketentuan Allah selalu beriringan dengan kebijaksanaan-Nya
Kalam hikmah di atas sesuai dengan salah satu ayat al-Qur’an yang artinya : Boleh jadi kalian tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagi kalian dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagi kalian. Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui (QS. Al-Baqarah 2 ayat : 216)
