Oleh : Dzikri. Ashiddiq. Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala, Masjid Al-Aqsha adalah masjid ketiga yang dimuliakan setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : Tidak boleh melakukan perjalanan jauh kecuali ke tiga masjid diantaranya Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsha. (HR. Bukhari dan Muslim). Disanalah jejak para Nabi berpijak dari Nabi Ibrahim alaihissalam hingga Nabi Isa alaihissalam.
Masjidil Al-Aqsha menjadi kiblat pertama dan menjadi tempat Isra dan Mi’raj. Sebelum menghadap Ka’bah, dimana umat Islam dulu shalat menghadap ke Masjid Al-Aqsha ini menjadi tanda betapa besar kedudukan tempat ini dalam sejarah Islam. Dari sinilah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam naik ke langit (Mi’raj) dan menerima perintah shalat. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman : Maha Suci Allah yang memperjalankan hamba-Nya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. (QS. Al-Isra ayat : 1).
Masjidil Al-Aqsha disebut dalam Al-Qur’an sebagai tanah yang diberkahi. Ia menjadi simbol keteguhan iman dan persatuan umat. Dan membela Al-Aqsha bukan hanya soal tanah Palestina, tapi tentang menjaga kehormatan dan warisan iman. Selama cinta pada Al-Aqsha ada di hati kita maka cahaya Islam tidak akan padam.
Masjidil Al-Aqsha bukan hanya sekedar tempat penting bagi umat Islam. Ia adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi, ia menjadi kiblat pertama umat Islam, dan tempat suci terjadinya Isra dan Mi’raj dari tanah inilah wahyu, doa, dan perjuangan para Nabi bermula, dan tanah yang diberkahi.
Saat dunia mulai lupa, ingatlah di sanalah jejak Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpijak, dan selama cinta dan doa untuk Al-Aqsha masih hidup di hati umat Islam, maka cahaya iman tidak akan pernah padam.
