Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala, International Day of Peaceful Communication atau Hari Komunikasi Damai Internasional diperingati di seluruh dunia pada tanggal 7 Oktober setiap tahun.
Hari Komunikasi Damai Internasional ini bertujuan untuk mengingatkan akan pentingnya membangun komunikasi dengan cara yang berfokus pada kerja sama, kolaborasi, dan perdamaian.
Terkait dengan Hari Komunikasi Damai Internasional. Dimana keterampilan berkomunikasi yang efektif adalah aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam setiap interaksi, baik itu dalam lingkungan keluarga, pertemanan dan dalam dunia kerja serta secara luasnya dalam hubungan masyarakat, kemampuan berkomunikasi dengan baik dapat membantu membangun hubungan yang sehat, mengatasi konflik, perpecahan, dan mencapai tujuan bersama.
Dan saat ini dunia yang semakin dekat dan saling terhubung secara global maka kemampuan berkomunikasi yang baik menjadi hal penting dan tidak bisa diabaikan karena komunikasi adalah aspek penting dalam kehidupan manusia, dan hal ini juga berlaku dalam ajaran Islam.
Jalaludin Rakhmat dalam Islam Aktual : Refleksi Sosial Seorang Cendikiawan Muslim menyebutkan terdapat enam etika komunikasi dalam Islam. Yang pertama, Qawlan sadidan (perkataan yang benar, lurus, jujur). Dalam Al-Qur’an, kata Qawlan sadidan disebutkan sebanyak dua kali. Pertama, Allah menyuruh dalam persoalan mengurus anak yatim dan keturunan. Kedua, Allah memerintahkan Qawlan sadidan sesudah takwa. Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selalu mencontohkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bertutur kata yang benar dan lurus.
Yang kedua, Qawlan baligha (efektif, tepat sasaran). Dalam Bahasa Arab, kata baligh memiliki arti sampai, tepat sasaran, atau mencapai tujuan. Jika diartikan dalam konteks komunikasi, baligh memiliki arti fasih, jelas maknanya, tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Dengan demikian, Qawlan baligh memiliki arti prinsip komunikasi yang paling efektif.
Yang ketiga, Qawlan karimah (perkataan yang mulia). Qawlan karimah merupakan perkataan yang mulia yang dibarengi dengan rasa hormat, baik didengar, lemah lembut, dan bertata krama. Islam mengajarkan untuk selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa dan tutur kata yang mulia kepada siapapun. Sebab komunikasi yang baik tidak dinilai dari tinggi rendahnya jabatan seseorang, melainkan bagaimana mereka mampu bertutur kata yang sopan kepada orang lain.
Yang keempat, Qawlan ma’rufan (perkataan yang baik, pantas). Qawlan ma’rufan memiliki makna pembicaraan yang bermanfaat yang menimbulkan kebaikan. Sebagai seorang muslim yang beriman, hendaknya kita selalu menjaga dari perkataan yang sia-sia. Apapun yang keluar dari lisan kita haruslah mengandung perkataan yang baik yang dapat menyejukan hati pendengarnya.
Yang kelima, Qawlan layyina (perkataan lemah lembut). Qawlan layyina memiliki arti perkataan yang lemah lembut, dengan suara yang enak didengar, penuh keramahan, sehingga menyejukan hati lawan bicaranya. Orang yang beriman semestinya ketika berbicara tidak mengeraskan suaranya, tidak membentak, dan tidak meninggikan suaranya karena tidak ada satu orang pun yang senang berbicara dengan orang yang kasar. Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencontohkan dimana beliau selalu bertutur kata dengan ramah, sehingga ketika beliau berbicara selalu menyejukkan hati pendengarnya.
Yang keenam, Qawlan maisura (mudah diterima). Qawlan maisura merupakan salah satu tuntunan untuk melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti baik secara lisan ataupun tulisan hendaknya selalu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
Akhirul kalam, semoga hari Komunikasi Damai Internasional menjadi hari pengingat bagaimana kita senantiasa menerapkan komunikasi yang baik terkhusus bagi seorang muslim senantiasalah untuk menerapakan etika komunikasi yang sudah diajarkan dalam ajaran Islam sehingga terciptalah suatu hubungan komunikasi yang penuh kebaikan, dan kedamaian.
