Hikmah Penugasan Para Rasul

Hikmah Penugasan Para Rasul

Oleh: Dzikri Ashiddiq

Semua mengakui adanya Zat Maha Pencipta, tetapi akal tidak mampu mengetahui hakikat Zat Maha Pencipta tersebut, dan salah satu ciptaan Zat Yang Maha kuat yang sangat mengagumkan adalah manusia yang memiliki kemampuan berpikir, tatkala kemampuan mereka tumpul, tidak dapat mengetahui hakikat dari Zat Maha Pencipta dan ketika dirinya ingin berhenti dari keletihan dalam mencarinya, mereka menyandarkan dirinya pada batas pencarian yang mereka capai yaitu menentukan siapakah Maha Pencipta tersebut, bagaimana sifat-sifatnya, mereka menentukannya melalui kaidah-kaidah agama yang mereka anut yang dengannya mereka dapat mengenal Zat Maha Pencipta, padahal semua itu tidak sesuai dengan hakikat dan kenyataan yang sesungguhnya.

Para penganut agama majusi menyakini bahwa Zat Yang Maha Agung adalah api sehingga mereka menyembahnya, para penganut ajaran paganisme memandang berhala adalah Zat Pencipta yang dimaksud sehingga mereka menyembahnya, penganut agama lain mempercayai bintang-bintang sebagai Zat yang dimaksud, mereka pun menyembahnya.

Pembaca yang dirahmati Allah Swt, Tuhan, Zat Maha Pencipta tidak seperti semua yang disebutkan di atas, Tuhan Zat Maha Pencipta tidak dapat dilihat dengan mata kepala dan tidak bisa diraba, Dia adalah Zat yang tidak mampu dijangkau oleh kemampuan manusia.

Mengutip Buku Indahnya Syariat Islam karya Syaikh Ali Ahmad Al-Jurjawi. Karena mengenal Zat Maha Pencipta merupakan kewajiban pertama dan utama bagi manusia, tugas yang mula-mula ditunaikan para  Rasul sebelum tugas lainnya adalah membimbing manusia untuk mengenal Allah dan menyifati-Nya dengan sifat-sifat yang mendekatkan kepada pemahaman untuk mengenal Allah.

Tugas kedua, dari para Rasul adalah mengingatkan mereka tentang kemaha-Agungan dan kemaha-Kuasaan Zat Maha Pencipta tersebut, juga memperkenalkan kepada mereka sifat-sifat yang wajib, yang mustahil dan yang boleh bagi Allah, Maha Pencipta, Bahwa Dia Maha Kuasa, dapat memuliakan siapa saja yang Dia kehendaki dan menghinakan siapa pun yang Dia inginkan, Dia pasti memberi balasan terhadap setiap amal perbuatan manusia.

Tugas ketiga, adalah memerintahkan manusia agar memiliki akhlak mulia dan sifat-sifat utama, akhlak mulia dan sifat utama ini manfaatnya ada yang kembali kepada manusia sendiri, seperti sifat jujur, menjaga ucapan dari ucapan yang buruk, menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan.

Adapula yang bisa dirasakan oleh orang lain, seperti dermawan, membantu orang yang memerlukan bantuan, mencegah kezhaliman, memberi fakir miskin, termasuk dalam hal ini adalah sifat berani, menjaga kesucian diri dan sifat-sifat terpuji lainnya, para rasul diutus untuk menjelaskan kepada mereka tentang semua itu dan tentang beragamnya nikmat Zat Maha Pencipta, serta untuk memberi kabar gembira akan besarnya nilai pahala dan ancaman kepada mereka akan pedihnya siksaan.

Pembaca yang dirahmati Allah Swt, tugas para Rasul yang keempat, adalah mengajari umat manusia tentang tata-cara penghambaan kepada Allah dengan segala bentuknya sebagai wujud penganggungan terhadap-Nya, hati selalu hadir dan penghambaan terlaksana dengan sebaik-baiknya, sementara jiwa pun terhindar dari hal-hal yang tidak berguna, tunduk kepada Penciptanya, patuh kepada Zat Maha Kuasa dan tidak terus menerus dalam kesesatan.

Tugas kelima, adalah menetapkan hukuman dan sangsi-sangsi (hudud) yang harus diwaspadai seseorang dalam muamalah, seperti hukuman bagi pezina, potong tangan bagi pencuri, had/hukuman bagi pemabuk dan yang menuduh orang lain berzina dan membedakan yang halal dari yang haram.

Dengan semua ketentuan itu, darah tidak mudah ditumpahkan, juga uang satu sen pun tidak diambil kecuali dengan cara yang halal, demikian seterusnya, kaidah-kaidah ini diadakan demi tegaknya keadilan sehingga keamanan tercipta di tengah-tengah masyarakat luas.

Tugas keenam, menjelaskan kepada manusia tentang jalan lurus yang harus dilalui manusia dan menyuruh mereka agar menapakinya dalam kehidupan ini sebagaimana menyuruh manusia untuk beraktivitas berikut manfaatnya, yang tidak didapat oleh pemalas, sampaikanlah seperti itu bahwa jika setiap manusia bekerja dalam hidup ini, pasti akan hidup bahagia dan diridhai.

Pembaca yang dirahmati Allah Swt, tugas Rasul adalah mengarahkan mereka kepada amar makruf nahi mungkar dan menjelaskan tentang jalan kebaikan yang harus dijalani dan jalan keburukan yang mesti dijauhi.

Akhirul kalam, hikmah penugasan para Rasul ialah untuk mengajak dan mengarahkan setiap umatnya untuk melaksanakan amar makruf nahi mungkar dan untuk menyampaikan dan menjelaskan mengenai jalan kebaikan yang harus kita tempuh dan kita pilih dan jalan keburukan yang harus kita jauhi, semoga kita semua termasuk kedalam golongan umat Nabi Muhammad Saw yang melaksanakan amar makruf nahi mungkar dan memilih jalan kebaikan dengan itu kita termasuk golongan manusia yang mendapat keselamatan dunia dan akhirat. Aamiin

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: