Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, dalam buku Mutiara Kearifan Ali bin Abi Thalib r.a syarah Syaikh Muhammad Abduh, diterangkan dan telah kalian ketahui tempatku di sisi Rasulullah Saw, dengan kekerabatanku yang amat dekat dan kedudukanku yang khusus, beliau meletakkan aku di pangkuannya ketika aku masih kecil, lalu di dekapnya aku ke dadanya, adakalanya beliau menyuapiku, tiada pernah beliau mendapatiku berdusta dalam suatu ucapan atau gegabah dalam suatu perbuatan
Sejak masa kecilnya, Allah Swt, telah menyertakan dengannya malaikat-Nya yang termulia, agar menunjukkan kepadanya jalan keluhuran pekerti serta kemuliaan akhlak, di siang hari ataupun di malam harinya
Aku pun mengikutinya kemana beliau pergi, bagai anak unta setia mengikuti ibunya, tiap hari beliau mengajariku tambahan pengetahuan dari akhlaknya dan memerintahkan aku agar mencontohnya, di hari-hari tertentu, setiap tahunnya, beliau menyingkir menyendiri di Gua Hira, dan aku melihatnya sementara tidak seorang pun melihatnya selain aku
Pada saat itu, tidak ada satu pun rumah tangga yang terikat dalam Islam selain Rasulullah Saw, dan Khadijah serta aku yang ketiga setelah keduanya, dan aku pun menyaksikan sinar wahyu dan kerasulan, menghirup pula semerbaknya kenabian
Sungguh diriku ini dari suatu kaum yang di jalan Allah, tidak peduli dengan kecaman siapa saja yang ingin mengecam, tanda-tanda kaum yang tulus tampak di wajah mereka, ucapan-ucapan mereka selalu sesuai dengan kemuliaan perbuatannya
Malam hari diisi dengan renungan dan ibadah, adapun di siang hari, mereka adalah mercusuar bagi para pencari hidayah, berpegang erat-erat dengan tali al-Qur’an, menghidupkan sunnah-sunnah Allah dan Rasul-Nya, tidak pernah menyombongkan diri atau meninggikan hati, tidak pernah mengkhianati amanat atau merusak di atas bumi, jiwa-jiwa mereka di surga dan tubuh-tubuh mereka dalam amal kebajikan