Oleh: Encep Hasby Fajrullah (Pembina IRMA SMA Mutiara Terpadu Palabuhanratu)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Pada kalangan muda saat ini, dimanapun dan kapanpun sudah tidak asing lagi dengan istilah “insecure” yang sering terucap bahkan oleh diri kita sendiri. Sebenarnya apa insecure itu? Kenapa bisa terjadi insecure?
Insecure merupakan perasaan yang muncul pada diri seseorang yang terwujud dalam bentuk kegelisahan, merasa tidak aman, tidak percaya diri bahkan rasa takut dan malu dengan diri sendiri. Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya ekspektasi yang lebih pada diri kita sendiri akan tetapi tidak terwujud, sedangkan kita melihat orang lain berhasil mewujudkan segala keinginan dan kehidupan yang kita anggap ideal. Maka terjadilah insecure di kalangan muda dikarenakan selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
Lalu bagaimana islam memandang fenomena tersebut?
Sahabat IRMA yang dirahmati Allah Swt.
Jika melihat dari ayat Al-Qur’an surah At-Tin ayat 4:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ اَحْسَنِ تَقْوِيْمِۖ
Artinya: “ Sungguh, kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya”
Dari ayat tersebut pun sebenarnya sudah terjawab, bahwa Allah menciptakan manusia itu dengan sebaik mungkin, setiap manusia punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan Allah menciptakan seperti itu karna pasti memiliki alasan yang baik yang tidak diketahui oleh kita. Namun kenapa masih saja kita merasa insecure padahal Allah mengatakan kita merupakan Makhluk yang Allah ciptakan dengan sebaik mungkin, sesempurna mungkin. Jawabanya hanya satu, yaitu karena kita selalu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.
Jika mengutip dari kitab Nasho’ihul Ibad karya Imam Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi ada satu maqolah yang berbunyi:
وَعَنِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ السَّلَامُ أنَّهُ قَالَ: عَلَامَةُ الشَّقَاوَةِ أَرْبَعَةٌ …………. وَنَظْرُهُ إِلَى مَنْ فَوْقَهُ فِيْ الدُّنْيَا وَنَظْرُهُ إِلَى مَنْ هُوَ دُوْنَهُ فِيْ الدِّيْنِ
“Dari Nabi Saw, berkata: Empat ciri-ciri orang yang celaka diantaranya yaitu; ………. (3) seseorang yang melihat/membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih tinggi dalam urusan dunia, (4) seseorang yang melihat/membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih rendah dalam urusan agama.”
Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa orang celaka adalah orang yang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih tinggi derajatnya dalam urusan dunia dan membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih rendah dalam urusan agama. Nah inilah yang di khawatirkan apabila selalu membanding-bandingkan diri ada perasaan insecure yang dampaknya akan menimbulkan rasa iri hati dan dengki terutama tidak bersyukur dengan apa yang dimiliki. Bahkan Allah Swt dengan tegas melarang hal tersebut sebagiaman firmannya:
وَلَا تَتَـمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللهُ بِهِ بَعْضُكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۗ وَسْئَلُوْا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللهَ كَانَ بِكُلِّ سَيْئٍ عَلِيْمًا
Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagai karunia-Nya. Sungguh Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa: 32)
Oleh karena itu, rosul sangat jelas mengatakan bahwa orang yang berbuat seperti itu adalah orang yang paling celaka, karena jika kita selalu membanding-bandingkan dalam urusan dunia sampai kapanpun tidak akan ada habisnya dan tidak akan ada cukupnya.
Namun ternyata ada perbuatan membanding-bandingkan yang di perintahkan oleh Rosulullah Saw, sebagiamana lanjutan hadits yang di kutib dari kitab Nasho’ihul ibad di atas;
عَلَامَةُ الشَّعَادَةِ أَرْبَعَةٌ …………. وَنَظْرُهُ إِلَى مَنْ فَوْقَهُ فِيْ الدِّيْنِ وَنَظْرُهُ إِلَى مَنْ دُوْنَهُ فِيْ الدُّنْيَا
“Dan empat ciri-ciri orang yang bahagia diantaranya yaitu; ………. (3) seseorang yang melihat/membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih tinggi dalam urusan Agama, (4) seseorang yang melihat/membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih rendah dalam urusan dunia.”
Dan sebagaimana haditsnya yang lain:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ الله عَلَيْكُمْ
Artinya: “ Dari Abu Hurairah r.a, beliau berkata; Rasulullah Saw bersabda: “Lihatlah siapa yang berada di bawah kalian, dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, sebab yang demikian lebih patut agar kalian tidak memandang remeh nikmat Allah atas kalian.” (HR. Bukhari)
Sahabat IRMA yang dirahmati Allah
Inilah insecure yang sesungguhnya yang harus di lakukan oleh kita, rasa malu, rasa tidak percaya diri yang disebabkan oleh membandingkannya diri kita dengan orang yang lebih tinggi dalam urusan Agama, dan membandingkan diri kita dengan yang lebih rendah dalam urusan dunia agar hidup kita selalu dipenuhi dengan rasa syukur dan kelak kita menjadi orang yang bahagia sebagaimana kata Rosulullah Saw.
Wallahu a’lamu….
Wassalamu’alaiku wr.wb..


