Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu wa ta’ala, bagi setiap kaum muslimin yang senantiasa beriman kepada Allah dan beriman kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dilarang untuk memilih pemimpin yang tidak memiliki kepedulian terhadap urusan-urusan agama (akidahnya lemah) atau yang menjadikan agama sebagai bahan permainan atau kepentingan tertentu
Sebab pertanggung jawaban atas pengangkatan seorang pemimpin akan dikembalikan kepada siapa yang mengangkatnya (masyarakat tersebut) dengan kata lain masyarakat mesti bijak, teliti dan selektif dalam memilih pemimpin
Dan bagi setiap kaum muslimin mesti mengetahui kriteria dalam memilih pemimpin yang sesuai dengan tuntunan dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam ada lima tuntunan kriteria yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dalam memilih pemimpin diantaranya :
Yang pertama, hindari dari yang memiliki ambisi jabatan, demi Allah kami tidak mengangkat seseorang pada suatu jabatan kepada orang yang menginginkan atau ambisi pada jabatan itu (HR. Bukhari dan Muslim)
Yang kedua, memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai, jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat (kehancuran) (HR. Bukhari)
Yang ketiga, hindari terbuai gimmick dan buzzer ruwaibidhah, sesungguhnya akan datang pada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan, seorang pembohong dibenarkan dan seorang yang jujur dianggap berbohong, seorang pengkhianat dipercaya dan seorang yang dipercaya dianggap khianat, dan saat itu ruwaibidhah akan berbicara ditanyakan kepada beliau, siapakah ruwaibidhah itu ? beliau menjawab, ia adalah orang bodoh yang berbicara tentang urusan orang banyak (HR. Bukhari & HR. Ahmad)
Yang keempat, pemimpin yang tidak membenci muslimin, sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan merekapun mendoakan kalian dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian (HR. Muslim)
Yang kelima, pemimpin yang amanah, tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga (HR. Imam al-Bukhari)
Akhirul kalam, Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami pemimpin yang shaleh, berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan amanah kepemimpinan dengan adil dan amanah, Ya Allah jauhkan pemimpin kami dari keburukan dan dekatkanlah orang-orang yang shaleh yang senantiasa mengingatkan pemimpin-pemimpin kami dalam kebaikan. Aamiin

