Mendahulukan Keridhaan Allah Dari Pada Keridhaan Manusia

Mendahulukan Keridhaan Allah Dari Pada Keridhaan Manusia

Oleh: Dzikri Ashiddiq

Imam Asy Syafi’I ra berkata, Keridhaan manusia adalah cita-cita yang tidak mungkin tercapai dan bagiku tidak ada cara melainkan menuju keselamatan, karena itu, kerjakanlah apa yang bermanfaat untukmu lalu tekunilah (Hilyah al-Auliya, 9/130)

Malik bin Dinar ra berkata, Sejak saya mengenal manusia, saya tidak pernah merasa gembira dengan pujian mereka dan tidak pernah benci dengan caci maki mereka, lalu beliau ditanya, mengapa demikian ? beliau menjawab, mereka yang memuji sudah melampaui batas sementara yang mencela juga sudah melampaui batas (Tarikh Dimasyqa, 59/307)

            Pembaca yang dirahmati Allah Swt, ketika orang-orang sholeh memahami fakta ini maka mereka lebih memilih menyibukkan diri untuk menggapai keridhaan Allah dari pada mencari keridhaan manusia

Imam Asy-Syafi’I berkata, Semua orang pasti ada yang mencintainya dan ada yang membencinya, jika hal itu yang terjadi maka hendaknya dia senantiasa bersama orang-orang yang taat kepada Allah Swt (Hilyah Al-Auliya, 9/126)

            Mengutip buku, Akhlak Ulama Salaf Dalam Bergaul karya Syaikh Abu Abdurrahman Ridha Seorang penyair berkata, beramal salehlah untuk dirimu jangan terpengaruh dengan ucapan dan tuduhan manusia sebab makhluk tidak bisa diharapkan hatinya menyatu harus ada yang memujimu dan mencelamu

            Imam Ibnul Qayyim ra berkata, Keridhaan makhluk tidak dapat diukur, tidak perlu dicari dan tidak menjadi prioritas, keridhaan makhluk adalah perkara yang mustahil, bahkan harus ada di antara mereka yang membencimu, jikalau mereka membencimu lalu engkau meraih keridhaan Allah, maka itu lebih baik dan lebih bermanfaat untukmu dari pada mereka membencimu namun Allah juga tidak ridha kepadamu

Apabila engkau harus dibenci oleh manusia maka pilihlah kebencian mereka yang mengundang keridhaan Allah, karena boleh jadi mereka akan meridhaimu setelah itu, hal yang paling ringan adalah jika hal itu tidak merugikan agamamu, imanmu dan akhiratmu (Tahdzib Madarij As-Salikin, 2/649)

            Aisyah ra pernah mengirim surat kepada Muawiyah ra, Semoga Allah memberikan keselamatan untukmu, sungguh saya telah mendengar Rasulullah Saw bersabda, Siapa yang mencari keridhaan Allah meskipun dibenci manusia maka Allah akan menjaganya dari kebencian mereka, dan barang siapa yang mencari keridhaan manusia meskipun dibenci Allah maka Allah akan menyerahkan urusannya kepada manusia, Semoga Allah memberikan keselamatan untukmu (Hadits riwayat At-Tirmidzi 2414 dan disahihkan oleh Al-Albani)

            Imam Ibnul Jauzi ra, berkata, Seorang yang berakal yaitu menjaga kewajiban-kewajibannya terhadap Allah Swt walaupun manusia membencinya, dan setiap orang yang mengutamakan kesenangan manusia namun mengabaikan hak-hak Allah Swt, maka Allah Swt akan mengubah hati yang bermaksud senang kepadanya menjadi membencinya

Akhirul kalam, karena itu, seharusnya seorang muslim meluruskan dan memperbaiki tujuan dan niatnya saat melakukan sebuah tindakan, tujuan utamanya adalah menggapai ridha Allah Swt walaupun itu harus menyebabkan manusia membencinya, dengan demikian, kebencian manusia akan menjadi ringan dihadapannya, tetapi, jika dia mengutamakan keridhaan manusia, maka Allah dan makhluk-Nya sama-sama akan membencinya (Shaid Al-Khatir, 343)             

 

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: