Meneladani Akhlak Rasulullah SAW di Bulan Rabiul Awal

Meneladani Akhlak Rasulullah SAW di Bulan Rabiul Awal

Oleh: Rifa Anggyana, S.Pd., M.M (Ketua Pembina IRMA Provinsi Jawa Barat)

Bulan Rabiul Awal merupakan salah satu bulan yang memiliki kedudukan istimewa dalam sejarah umat Islam. Di bulan inilah Allah SWT menghadirkan seorang manusia mulia, penutup para nabi, yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Beliau hadir ke dunia bukan semata-mata sebagai pembawa risalah agama, tetapi juga sebagai rahmat bagi seluruh alam. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:

“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107).

Oleh karena itu, memperingati bulan Rabiul Awal bukan sekadar menandai hari lahir Nabi, tetapi lebih jauh merupakan momentum untuk memperdalam cinta kepada beliau, meneladani akhlak mulianya, serta mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam tulisan ini, saya mengajak seluruh remaja masjid dan umat Islam, khususnya yang tergabung dalam Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jawa Barat, untuk menjadikan Rabiul Awal sebagai titik tolak dalam memperkuat dakwah, ukhuwah, dan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Makna Kelahiran Rasulullah SAW

Kelahiran Rasulullah SAW di Makkah pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah bukanlah peristiwa biasa. Peristiwa ini membawa cahaya bagi dunia yang kala itu berada dalam kegelapan jahiliyah. Masyarakat Arab hidup dalam praktik kesyirikan, perpecahan suku, penindasan terhadap kaum lemah, serta minim nilai-nilai kemanusiaan. Kehadiran Nabi Muhammad SAW menjadi titik balik yang menghadirkan risalah tauhid, menegakkan keadilan, dan menanamkan akhlak mulia.

Para ulama menyebutkan bahwa kelahiran Nabi merupakan nikmat terbesar yang Allah anugerahkan kepada manusia. Imam Al-Bushiri dalam syair Al-Burdah menyebut Rasulullah sebagai “matahari hidayah” yang mengusir gelapnya kebodohan. Hal ini menunjukkan bahwa momen kelahiran beliau adalah rahmat sekaligus petunjuk jalan bagi manusia.

Namun, kita perlu menyadari bahwa memperingati Rabiul Awal tidak boleh hanya berhenti pada aspek seremonial. Jika hanya sebatas membaca shalawat tanpa menghadirkan akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari, maka makna kelahiran Rasulullah SAW tidak akan dirasakan sepenuhnya.

Cinta Kepada Rasulullah SAW

Salah satu wujud cinta kepada Rasulullah adalah dengan berusaha meneladani beliau dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menunjukkan bahwa mencintai Nabi bukan sekadar ucapan, melainkan harus diwujudkan dalam amal nyata. Cinta kepada beliau harus tercermin dalam ketaatan kepada ajaran Islam, akhlak yang mulia, dan semangat menebarkan kebaikan di tengah masyarakat.

Sebagai remaja masjid, kita bisa menunjukkan cinta kepada Rasulullah dengan cara sederhana namun bermakna, seperti:

  • Menjaga shalat berjamaah di masjid.

  • Membiasakan membaca Al-Qur’an setiap hari.

  • Menghormati orang tua dan guru.

  • Menghindari perbuatan yang merugikan orang lain.

  • Mengisi waktu muda dengan kegiatan positif yang bermanfaat bagi umat.

Cinta kepada Nabi juga diwujudkan dalam memperbanyak shalawat. Allah SWT sendiri memerintahkan umat Islam untuk bershalawat kepada Rasulullah:

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56).

Meneladani Akhlak Nabi

Rasulullah SAW dikenal sebagai pribadi yang memiliki akhlak agung. Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an:

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4).

Akhlak Nabi menjadi teladan sepanjang zaman. Beliau selalu menebarkan kasih sayang, jujur dalam ucapan, adil dalam kepemimpinan, serta sabar dalam menghadapi cobaan. Di tengah kerasnya masyarakat Arab kala itu, Nabi tampil dengan kelembutan dan keteguhan hati.

Bagi remaja masjid, meneladani akhlak Nabi bisa diwujudkan dalam berbagai aspek, antara lain:

  1. Kejujuran – Nabi dijuluki Al-Amin (orang terpercaya). Kita harus membiasakan kejujuran dalam perkataan maupun perbuatan.

  2. Kepedulian Sosial – Nabi senantiasa membantu fakir miskin dan anak yatim. Kita bisa meneladani dengan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

  3. Kesabaran – Dalam menghadapi ujian, Nabi tetap tegar. Sebagai generasi muda, kita pun perlu sabar menghadapi tantangan zaman.

  4. Semangat Menuntut Ilmu – Nabi mendorong umatnya untuk menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. IRMA harus menjadi pelopor semangat belajar, baik ilmu agama maupun ilmu umum.

Rabiul Awal dan Tantangan Dakwah Remaja Masjid

Di era digital saat ini, tantangan dakwah semakin kompleks. Remaja menghadapi derasnya arus informasi, pergaulan bebas, hedonisme, hingga maraknya konten negatif di media sosial. Jika tidak dibekali dengan akhlak dan ilmu yang kuat, generasi muda bisa mudah terjerumus.

Momentum Rabiul Awal harus kita jadikan pengingat untuk menghidupkan kembali dakwah yang relevan dengan zaman. IRMA Jawa Barat mendorong para remaja masjid untuk:

  • Menggunakan media sosial sebagai sarana dakwah – membuat konten islami yang kreatif, positif, dan menginspirasi.

  • Menghidupkan kajian di masjid – mengemas kajian dengan cara yang menarik agar remaja betah belajar agama.

  • Menjadi pelopor kegiatan sosial – aksi kebersihan, bakti sosial, atau edukasi lingkungan yang sejalan dengan nilai Islam.

  • Membangun solidaritas – memperkuat ukhuwah antarremaja masjid agar tercipta kekuatan kolektif dalam berdakwah.

Menjadikan Nabi sebagai Role Model

Rasulullah SAW bukan hanya teladan dalam aspek ibadah, tetapi juga role model dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Beliau membangun peradaban Madinah dengan nilai toleransi, keadilan, dan persaudaraan. Piagam Madinah menjadi bukti nyata bagaimana Nabi mampu memimpin masyarakat yang plural dengan penuh kearifan.

Dalam konteks Indonesia, meneladani Nabi berarti ikut serta menjaga persatuan bangsa, menghargai keberagaman, dan menolak segala bentuk perpecahan. Remaja masjid perlu menjadi agen perubahan yang menghadirkan Islam rahmatan lil ‘alamin di lingkungan sekitar.

Bulan Rabiul Awal adalah momentum emas untuk memperkuat cinta kita kepada Rasulullah SAW. Cinta itu tidak cukup hanya dengan ucapan, tetapi harus diwujudkan dalam amal nyata: shalat tepat waktu, berbuat baik kepada sesama, menuntut ilmu, serta aktif berdakwah dengan cara yang bijak.

Sebagai Ketua Pembina IRMA Jawa Barat, saya mengajak seluruh remaja masjid untuk menjadikan bulan ini sebagai pengingat bahwa kita memiliki teladan agung dalam diri Rasulullah SAW. Mari kita berkomitmen untuk menapaki jalan beliau, membawa cahaya Islam di tengah masyarakat, dan terus berkontribusi bagi bangsa dan agama.

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua untuk meneladani Rasulullah dalam setiap aspek kehidupan. Dengan demikian, keberkahan Rabiul Awal tidak hanya kita rasakan di masjid, tetapi juga terwujud dalam kehidupan nyata yang penuh manfaat.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: