Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, hati (qalbu) berhubungan dengan aspek emosional dan spiritual seseorang dimana hati adalah pusat dari emosi, perasaan, dan keinginan
Dalam konteks psikologi, hati merujuk pada kesadaran emosional dan intuisi dalam konteks Islam, hati dianggap sebagai pusat iman, keikhlasan, dan hubungan dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang berada dalam dada (QS. Al-Hajj 22 ayat : 46)
Adapun pikiran (Aql/fikr), berhubungan dengan aspek rasional, logika, dan analisa seseorang, pikiran adalah pusat dari pemikiran, penalaran, dan kesadaran dalam konteks psikologi, pikiran juga dapat merujuk pada proses kognitif dan persepsi dalam konteks Islam, pikiran adalah alat untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : Barang siapa yang diberi hikmah, maka sesungguhnya dia telah diberi kebajikan yang banyak dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal (QS. Al-Baqarah 2 ayat : 269)
Bahwa orang-orang yang berakal diberikan kemampuan untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan bersyukur atas nikmat-Nya
Hati dan pikiran saling bekerja sama dalam pengambilan keputusan dan tindakan manusia adapun perbedaan antara keduanya sangat tipis, dan keseimbangan antara emosi dan logika diperlukan untuk pengambilan keputusan yang optimal
Keseimbangan antara hati dan pikiran juga merupakan salah satu kunci untuk mencapai kesejahteraan dan ketenangan batin meski saling bekerja sama, namun hati dan pikiran tetaplah dua hal yang berbeda
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, untuk menyeimbangkan hati dan pikiran kita pada pagi hari ialah dengan memulai hari dengan mengingat Allah (berdzikir), serta dengan bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Sebelum memulai kegiatan, luangkan waktu untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an, merenungi dan menghayati makna dari ayat Al-Qur’an akan membawa ketenangan bagi hati dan pikiran kita
Selanjutnya lakukanlah interaksi dengan alam, udara segar, dan sinar matahari yang telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan suasana hati dan kebahagiaan pada jiwa kita dimana paparan terhadap alam yang segar dapat meningkatkan produksi serotonin dalam otak, yang berhubungan dengan perasaan bahagia dan kedamaian pada mental kita (sumber : Kaplan, S. (1995). The restorative benefits of nature : Toward an integrative framework. Journal of Environmental Psychology, 15 (3), 169-182)
Selanjutnya dalam menyeimbangkan hati dan pikiran kita pada siang hari ialah dengan senantiasa mengingat Allah dalam segala hal yang kita lakukan sepanjang hari, serta dengan berusaha sebaik mungkin untuk tetap berpikir positif, dan percaya bahwa Allah telah mengatur rezeki untuk para hamba-hamba-Nya
Jangan menomorduakan kewajiban kita kepada Allah walaupun di tengah kesibukan dan kewajiban pekerjaan dan usahakan untuk tetap aktif dan menjaga pola makan, dimana hal ini akan berdampak positif pada hati dan pikiran kita
Dan pada sore hingga malam untuk menyeimbangkan hati dan pikiran kita ialah dengan mengakhiri hari seperti saat kita memulai hari yaitu dengan banyak berdzikir, dan bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala serta dengan kembali berinteraksi dengan Al-Qur’an yaitu dengan mendengarkan atau membaca juga menghayati setiap ayat al-Qur’an yang akan memberikan ketenangan bagi hati, pikiran dan jiwa kita
Sebelum tidur jangan lupa untuk berdoa dan berwudhu terlebih dahulu, dan tidurlah lebih awal, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa menjaga hati, pikiran, dan jiwa kita senantiasa berada dalam kebaikan dan ketenangan