Menolak Bisikan Setan

Menolak Bisikan Setan

Oleh: Dzikri Ashiddiq

Pembaca yang dirahmati Allah Swt, dalam buku, Belajar Ikhlas, karya, Al-Harits Al-Muhasibi, diterangkan orang yang berusaha menakut-nakuti hatinya dengan mengingat akhirat sangat rentan terhadap godaan setan dan hawa nafsu, keduanya membisik, bagi orang sepertimu, mengingat akhirat dan menakut-nakuti hati sama sekali tidak berguna, Tuhan sudah mengharamkanmu dari surga-Nya karena begitu banyak dosa dan kesalahan yang telah kaulakukan, jika termakan bisikan ini, orang pasti putus asa terhadap kasih sayang Tuhan, ia bahkan tidak segan melakukan dosa yang lebih besar dan maksiat yang lebih hebat, Ingat Allah Swt berfirman : Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf 12 ayat : 87)

Bisikan ini dapat ditolak dengan berkata kepada diri, orang sepertiku sangat pantas merasa takut, kalau bukan karena Tuhan menghendaki kebaikan untukku, Dia pasti tidak menyuruhku untuk mengingat-Nya, takut akan siksa-Nya, aku bertekad akan patuh dan tidak mendurhakai-Nya, betapa banyak dosa yang lebih besar dari pada dosaku yang Dia ampuni dan betapa banyak aib yang lebih hina dari pada aibku yang Dia tutupi

Setelah itu, pikiran tentang akhirat pasti membuahkan rasa takut, apabila rasa takut berlebihan, maka imbangilah dengan harapan terhadap kasih sayang-Nya, pada saat  yang sama, setan dan hawa nafsu biasanya berujar, kamu berhasil mencapai ini berkat tekad dan  muhasabah terhadap dirimu sendiri, dan bisikan semacam ini dapat membuat seseorang melupakan nikmat dan kasih sayang Allah Swt kepadanya

Pembaca yang dirahmati Allah Swt, untuk menolak bisikan ini, katakanlah kepada diri sendiri, bagaimana mungkin engkau mengaku meraih kedudukan ini berkat tekad dan usahamu semata-mata, bukankah engkau mencapai kedudukan ini dengan berat dan susah payah, bukankah engkau yaitu setan yang dahulu menjerumuskanku dalam maksiat dan dosa

Bila Allah Swt, memberikan kekuatan sehingga bisikan itu tertolak, maka selanjutnya setan akan membisikkan rasa bangga diri, maka timbullah rasa bangga diri, rasa bangga ini dapat diatasi dengan mengingat bahwa setiap amal ibadah dan kebaikan yang mampu kita lakukan semua itu berkat pertolongan dari Allah Swt

Apabila, seseorang benar-benar telah bertobat, hendaklah ia berusaha untuk tetap sadar dan tidak lalai, hendaklah ia berusaha untuk tetap sadar dan tidak lalai lagi selama hidupnya, sebab bisikan dan ajakan setan terhadap perbuatan dosa akan tetap ada selama manusia hidup di dunia, dan hawa nafsu tetap ada, dan setan selalu mengintai saat-saat lalainya seorang hamba

Setan akan terus berupaya sebisa mungkin untuk menjerumuskan manusia dalam perbuatan dosa, dan setan akan menggoda ketika manusia menunaikan kewajiban dan berusaha menggiringnya agar melanggar larangan, maka ada tiga macam kewajiban pada Allah Swt yang mesti kita ketahui diantaranya : yang pertama hak Allah Swt dimana meninggalkan kewajiban ini berdosa dan harus bertobat kepada-Nya, seperti kewajiban kita untuk menunaikan ibadah shalat dimana setan dan hawa nafsu pasti menggoda manusia untuk meninggalkan kewajiban ini, maka jangan kita turuti bisikan setan yang buruk ini dan tunaikanlah kewajiban ini sesuai dengan perintah Allah Swt

Yang kedua, hak Allah Swt, yang terlanjur telah terabaikan, maka ia harus tetap menunaikan kewajibannya itu sebagaimana telah diperintahkan oleh Allah Swt, misalnya ia tetap wajib mengeluarkan zakat yang pernah tidak ia tunaikan dan ia harus bertobat atas kelalaiannya tersebut

Yang ketiga, hak yang baru wajib setelah seseorang bertobat, misalnya, mencari rezeki yang halal atau mencari pekerjaan yang halal untuk menafkahi keluarga serta ikhlas dalam beribadah

Larangan pun terbagi kepada tiga macam, yang pertama, maksiat yang harus dihindari, jika melakukannya, segeralah bertobat kepada Allah dan jangan sampai melakukannya lagi

Yang kedua, maksiat yang dahulunya tidak disadari sebagai maksiat, maka setelah mengetahui, seseorang harus berhati-hati terhadap perbuatan maksiat tersebut jangan sampai terjerumus kembali terhadap perbuatan maksiat tersebut

Yang ketiga, maksiat setelah tobat, misalnya, tidak menafkahi keluarga setelah bertobat

Akhirul kalam, semoga Allah Swt, menjauhkan kita semua dari berbagai perbuatan dosa, dan semoga hati kita senantiasa berada dalam lindungan Allah Swt sehingga hati kita terjaga dari berbagai bisikan setan dan semoga kita senantiasa ada dalam keistiqamahan dalam ketaatan pada Allah Swt hingga akhir hayat kita. Aamiin                     

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: