Oleh: Sri Nurwulan Aprilia
Pemuda, sebagai jantung daripada sebuah perubahan haruslah ditopang oleh sebuah pendidikan. Namun pada kenyataannya, ketertinggalan Indonesia justru disebabkan oleh kualitas daripada pemudanya itu sendiri. Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang diharapkan adalah dapat menunjang terciptanya kemajuan suatu bangsa tinggallah angan-angan semata. Terlepas daripada fasilitas yang tak memadai, tempat yang jauh dari jangkauan, ternyata adanya dorongan dari Pemerintahan adalah hal mutlak yang tentunya dapat menunjang peningkatan daripada sebuah pendidikan yang berkualitas. Namun, apakah ketiga aspek tersebut sudah berlangsung sempurna?
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, terkait apa yang menyebabkan kualitas pendidikan Indonesia tidak sampai pada puncaknya. Ternyata juga disebabkan oleh kurang optimalnya metode pengajaran yang disampaikan oleh para guru, tidak meratanya penerapan dari tiap-tiap sekolah mengenai arahan penerapan kurikulum baru. Hal ini tentunya menjadikan siswa enggan untuk belajar secara optimal. Sering kita temui, tidak sedikit siswa yang saat ini kurang akan minat membaca menyebabkan lemahnya cara berfikir.
Selain kualitas dari pemudanya sendiri yang menjadi penyebabnya, kualitas dari pendidiknya pun sangat berpangaruh terhadap siswa. Tidak hanya kualitas, kinerja pendidik pun sangat berpengaruh, semangat dan kerja keras seorang pendidik dalam mengajar akan menciptakan kualitas seorang siswa.
Salah satu aspek yang telah disebutkan di atas mengenai infrastruktur yang kurang merata di berbagai sekolah juga termasuk dalam kurangnya kualitas Pendidikan di Indonesia. Ketidakmerataan itu seharusnya lebih di perhatikan demi terciptanya kenyamanan saat belajar maupun mengajar terutama di daerah yang kurang terjangkau akan sarana dan prasarananya.
Kualitas Pendidikan mengalami penurunan yang sangat signifiikan dimulai dari adanya wabah covid 19 yang menyerang Indonesia, dimana mengharuskan siswa belajar secara digital, ketidaksiapan siswa belajar digital membuat kualitas Pendidikan Indonesia semakin menurun.
Pada era digital ini, sangat diperlukan teknologi yang bisa menunjang pembelajaran siswa serta pendidik dalam mengajar. Namun pada kenyataannya, siswa dan pendidik tersebut tidak difasilitasi untuk menunjang pendidikan di era digital ini sehingga menyebabkan keterlambatan dalam Pendidikan. Pendidik sendiri dituntut agar mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif dan menarik sehingga siswa tidak mudah bosan dalam pembelajaran.
Kemajuan suatu bangsa dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat Indonesia, termasuk penataan Pendidikan Agama yang bertanggung jawab untuk mengembangkan keimanan, ketakwaan, serta akhlak siswa.
Proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan beberapa hal yang telah disinggung. Hal tersebut dapat terjadi jika kompomen sistem belajar mengajar dapat mencapai kriteria baik, adapun siswa, guru, serta institusi pendidikan sebagai penopang tercapai nya hasil yang maksimal.
Pada tanggal 30 November 2022 kami mengunjungi SMAN 1 Cilillin untuk melakukan observasi mengenai bagaimana proses belajar mengajar disana. Kami melakukan observasi pada siswa kelas XII Bahasa dan juga kelas XII MIPA 4, setelah kami lihat keadaan di lapangan, kenyataannya pada dua kelas yang berbeda terdapat dua sudut pandang. Salah satu siswa kelas bahasa berkata “Kita tuh sering jamkos, bahkan bisa seharian dari pagi sampe pulang jamkos, dan guru masuk hanya memberi tugas, atau bahkan tidak sama sekali.” Hal tersebut berdampak pada tinggi rendahnya siswa untuk memiliki motivasi belajar juga motivasi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ketika kami bertanya kepada tiap siswa di kelas Bahasa, mayoritas dari mereka mengatakan akan melanjutkan bekerja saja. Sedangkan, pada siswa kelas XII MIPA, mereka mempunyai semangat belajar yang tinggi juga ambisi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal tersebut haruslah menjadi sorotan bagi pendidik juga institusi tempat mereka menuntut ilmu, mengapa hal demikian dapat terjadi? Setelah kami menemui dan mewawancarai salah satu guru disana, yaitu Bapak H. Asep Nurul Muttaqien sebagai Guru Pendidikan Agama Islam. Banyak faktor yang kami bahas terkait proses belajar mengajar disana, terkait bagaimana tenaga pendidik harus menyadari siapa dirinya. Sebagai seorang pendidik yang mencakup 3 hal, yaitu diantaranya memanusiakan manusia, bisa menkondisikan agar siswa dapat eksis berperan di masyarakat, dan harus visioner.
Dengan segala konsekuensi di era teknologi yang semakin berkembang, tenaga pendidik memiliki banyak tantangan serta kemudahan ketika mendidik para siswa agar tercapainya pendidikan yang berkualitas. Menurut Penuturan Bapak H. Asep “Pendidikan berkualitas mampu memberikan kondisi ideal yaitu cerdas, terampil, dan berakhlak mulia. Anak harus diberi pemahaman agama yang cukup agar ilmu yang dia miliki bisa bermanfaat, ketika dikaitkan dengan agama maka sang anak akan memiliki cover tersendiri. Seorang Anak mampu memberi manfaat jika mereka beradab dan berakhlak.” Sebagaimana penuturan yang Bapak H. Asep sampaikan, bahwa tumbuh kembang sang anak tidak dapat terlepas dari peran agama, agama sebagai penunjang kehidupan dunia agar menjadi lebih baik dan yang kita terima menjadi sebuah kebermanfaatan bagi sesama.
Proses pembentukan anak bangsa yang hebat, adalah sebuah proses untuk mewujudkan Pendidikan yang berkualitas, yang harus didukung oleh suatu sistem kehidupan yang sempurna, yang tidak hanya berotasi pada manusianya saja, melainkan melibatkan Tuhan yang Maha Esa dalam segala usaha dan doanya.