Menumbuhkan Karakter Religius dan Nasionalis: Refleksi Hari Pendidikan Nasional bersama IRMA Provinsi Jawa Barat

Menumbuhkan Karakter Religius dan Nasionalis: Refleksi Hari Pendidikan Nasional bersama IRMA Provinsi Jawa Barat

Oleh: Rifa Anggyana, S.Pd., M.M.
Ketua Pembina IRMA Jawa Barat

Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional sebagai momen refleksi terhadap cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tahun ini, Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Provinsi Jawa Barat turut mengambil peran dalam momentum ini dengan menegaskan pentingnya pendidikan karakter yang mengintegrasikan nilai religius dan nasionalisme sebuah pendekatan yang menjadi ruh dalam gerakan IRMA selama ini.

Dalam buku IRMA dalam Pendidikan Karakter Nasionalis Religius karya Rifa Anggyana dan Galang Ikhwan Aji Sabda, pendidikan tidak sekadar transfer ilmu pengetahuan, melainkan proses pembentukan karakter utuh: intelektual, emosional, spiritual, dan sosial. IRMA hadir di tengah masyarakat sebagai agen perubahan yang membina remaja masjid untuk tumbuh sebagai generasi yang berakhlak, cinta tanah air, toleran, serta adaptif terhadap tantangan global.

IRMA menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui kegiatan keagamaan yang tidak dogmatis, tetapi kontekstual misalnya, Pesantren Kebangsaan yang mengajarkan sejarah perjuangan bangsa dalam bingkai nilai-nilai Islam. Dakwah digital juga menjadi senjata strategis IRMA di era modern, menjangkau remaja melalui media sosial dengan kampanye edukatif bertema Islam Rahmatan lil ‘Alamin dan Hubbul Wathan Minal Iman (Cinta Tanah Air adalah Bagian dari Iman).

Tak hanya itu, IRMA mendorong semangat gotong royong dan solidaritas sosial melalui aksi kemanusiaan, kerja bakti, hingga dialog lintas iman. Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis masjid, IRMA menjadi wadah strategis pendidikan karakter yang tidak eksklusif, melainkan membumi dan menyentuh langsung kehidupan remaja.

Maka dari itu, pada Hari Pendidikan Nasional ini, IRMA Provinsi Jawa Barat mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan, masjid, keluarga, dan komunitas agar kita tidak hanya mencetak generasi pintar, tetapi juga generasi tangguh: religius, nasionalis, dan berdaya saing global.

Karena sejatinya, pendidikan yang bermakna adalah pendidikan yang membentuk manusia seutuhnya.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: