Oleh : Dzikri. Ashiddiq. Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala, Ustadz Budi Ashari Lc menjelaskan bahwa sejarah mencatat kita pernah menolak tunduk pada kekuatan besar dunia kala itu.
Ultimatum dari sekutu inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk segera menyerahkan senjata dan tidak melakukan perlawanan tidak digubris oleh para santri dan barisan pejuang.
15.000 tentara gabungan sekutu beserta alat perang canggih dengan pesawat tempurnya tidak membuat para mujahid mundur. Mereka memilih syahid dari pada harus dijajah kembali.
Setiap tanggal 10 November kita memaknainya sebagai Hari Pahlawan Nasional, mereka gugur tapi semangat perjuangannya kita rasakan sampai hari ini. Tariklah kebelakang, apa yang membuat mereka sekuat dan sekokoh itu ?
Diantaranya adalah keberkahan ilmu dari Guru dan ta’dzimnya murid. Kejernihan hati para ulama yang dipimpin oleh Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asyari yang melihat kondisi lapangan saat itu ketika sekutu berusaha masuk untuk kembali menjajah, direspon dengan mengeluarkan Resolusi Jihad.
Para santri menyambut dengan penuh ta’dzim dan kenyakinan. Menjadikan semangat juang yang membara, dan melahirkan karya besar yaitu keberkahan dari proses pendidikan itulah yang kita harapkan hadir kembali dimasa sekarang ini. Insya Allah.
