Oleh: Rifa Anggyana, S.Pd., M.M. (Ketua Pembina IRMA Jawa Barat)
Penguatan pendidikan karakter di kalangan siswa SMA/SMK menjadi isu penting dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moral yang kuat. Di tengah tantangan globalisasi, maraknya pengaruh budaya asing, serta perkembangan teknologi, muncul kekhawatiran terkait degradasi moral dan menurunnya rasa kebangsaan di kalangan pelajar. Meskipun pemerintah telah mencanangkan program pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah, implementasinya sering kali belum maksimal. Banyak sekolah yang hanya mengintegrasikan pendidikan karakter secara teoretis dalam mata pelajaran, tanpa pendekatan praktis yang mampu mengubah perilaku siswa. Kegiatan ekstrakurikuler, yang seharusnya menjadi sarana penguatan karakter, juga sering kali tidak terstruktur dan kurang mendapat perhatian serius dari pihak sekolah.
Selain itu, banyak program keagamaan di sekolah yang hanya fokus pada pengajaran aspek-aspek ritual seperti doa bersama atau pengajian tanpa memperhatikan konteks kebangsaan dan peran siswa sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang multikultural Akibatnya, siswa kurang mampu menghubungkan antara nilai-nilai religius yang mereka pelajari dengan rasa nasionalisme yang seharusnya mereka kembangkan. Di sisi lain, kegiatan nasionalisme seperti upacara bendera atau peringatan hari hari besar nasional sering kali dilaksanakan secara seremonial dan terpisah dari nilai-nilai religius. Hal ini menciptakan kesan bahwa nasionalisme dan religiusitas adalah dua hal yang terpisah, padahal keduanya seharusnya saling melengkapi dalam membentuk karakter siswa yang utuh.
Dalam konteks ini, pendidikan karakter yang mengedepankan nilai-nilai nasionalisme dan religiusitas dipandang sebagai langkah strategis untuk membentengi siswa dari pengaruh negatif yang dapat merusak moral dan identitas mereka. Salah satu program yang relevan dengan tujuan ini adalah pembentukan Ikatan Remaja Masjid (IRMA) di sekolah-sekolah. IRMA berfungsi sebagai organisasi siswa yang berfokus pada kegiatan keagamaan dan memiliki potensi besar untuk mengembangkan karakter siswa secara holistik. Melalui IRMA, siswa tidak hanya dibimbing dalam memahami dan menjalankan ajaran agama, tetapi juga diajak untuk menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
Kegiatan IRMA dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mengasah spiritualitas mereka sekaligus memperkuat semangat kebangsaan. Siswa didorong untuk tidak hanya mempelajari ajaran agama secara teoritis, tetapi juga mengimplementasikannya dalam konteks kehidupan nyata yang melibatkan kepedulian sosial, kebersamaan, dan cinta tanah air. Melalui program-program IRMA, siswa dapat belajar pentingnya persatuan, toleransi, dan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang religius dan nasionalis. Dengan demikian, IRMA tidak hanya berperan sebagai penggerak kegiatan keagamaan di sekolah, tetapi juga sebagai sarana penguatan karakter nasionalis-religius yang menjadi fondasi penting dalam membangun generasi muda yang siap menghadapi tantangan global.

