Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, dalam buku Uddatush Shabirin, karya Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, diterangkan, setiap orang harus bersabar menerima hal-hal yang tidak dia sukai baik dengan sengaja maupun terpaksa, orang yang berakhlak mulia akan sengaja bersabar karena dia mengetahui dampak baik dari kesabaran, juga mengetahui bahwa apabila dia tidak bersabar maka ketidaksabaran itu tidak akan mengembalikkan apa yang sudah hilang dari dirinya
Sebab, hal yang sudah ditakdirkan tidak bisa ditolak dengan upaya apa pun, sementara hal yang tidak ditakdirkan tidak bisa diraih dengan upaya apa pun, salah seorang cendekiawan mengatakan, barang siapa tidak bersabar seperti bersabarnya orang yang berakhlak mulia, berarti dia lupa seperti lupanya hewan
Orang yang berakhlak mulia mewaspadai musibah, ketika melihat ketidaksabaran, dia langsung mencegah dan menolaknya
Adapun orang yang berakhlak buruk hanya bersabar karena terpaksa, sebenarnya dia berkubang dalam ketidaksabaran, dia melihat kesabaran sebagai hal yang mau tidak mau harus dilakukan, sehingga dia bersabar seperti sabarnya orang yang dipukuli dalam keadaan terikat
Selain itu, orang yang berakhlak mulia bersabar dalam rangka menaati Allah Swt, Tuhan Yang Maha Pengasih, sedangkan orang yang berakhlak buruk hanya bisa bersabar ketika kesabaran itu dilakukan dalam rangka menaati hawa nafsu, dan mereka paling tidak bisa bersabar ketika kesabaran itu dilakukan dalam rangka menaati Allah Swt
Maka, orang yang berakhlak buruk hanya mampu bersabar melakukan sesuatu sesempurna mungkin dalam rangka menaati setan, tetapi dia tidak mampu bersabar melakukan sesuatu dalam rangka menaati Allah Swt, sekalipun hal itu sangat mudah
Orang yang berakhlak buruk, dia bersabar merelakan jiwa dan martabatnya dalam rangka menuruti hawa nafsunya dan memenuhi keinginan buruknya, namun tidak bersabar untuk berkorban karena Allah dalam rangka mencari ridha-Nya dan menaati-Nya
Dan orang yang berakhlak buruk, ia mampu bersabar melakukan sesuatu dalam rangka menaati setan dan hawa nafsunya, dan ia paling tidak bisa bersabar dalam hal menaati Allah Swt
Akhirul kalam, sebaik-baik kesabaran ialah kesabaran yang diiringi dengan kemuliaan akhlak dan semoga kita termasuk ke dalam hamba-hamba Allah Swt yang memiliki akhlak yang mulia sehingga di akhirat kelak kita dibangkitkan bersama orang-orang yang mendapatkan kemuliaan dari Allah Swt

