Ramadhan Bulan Edukasi

Ramadhan Bulan Edukasi

Oleh: Prof. Dr. H. Endang Komara, M.Si. (Guru Besar LLDIKTI Wilayah IV Dpk Pada Program Doktor PPs UNINUS, Ketua Korpri dan Ketua Paguyuban Profesor LLDIKTI Wilayah IV, Ketua Dewan Pakar ASPENSI)

Mari kita panjatkan puja serta syukur kehadirat Allah Swt atas perkenan-Nya kita bisa bersilaturahim dan menghadiri ceramah singkat sambil menunggu berbuka syaum  dalam keadaan sehat wal’afiat. Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Nabi Muhammad Saw, para keluarga, sahabat, tabiin, tabiittabiin hingga kita selaku umatnya. Mudah-mudahan kelak mendapat Syafa’atul Udzma di yaumul jaza walhisab nanti.

Setiap sebulan sekali dalam satu tahun, umat Islam di seluruh dunia diwajibkan berpuasa sebulan penuh, selama Ramadan. Sebagian dari mereka ada yang hanya menahan lapar dan haus, hanya bersantai dan tertidur saja hingga tiba waktu berbuka. Namun ada juga sebagian yang lain tetap semangat menggiatkan diri beribadah, menambah rakaat shalat sunat (Rawatib & Tarawih), bertadarus Al-Qur’an, giat belajar dan bekerja, serta berbagi rezeki  terhadap saudaranya yang membutuhkan. Malah mungkin, kegiatan yang dijalankan di bulan Suci Ramadan 1444 H ini lebih giat dibandingkan dengan bulan-bulan lain dan Ramdan pada tahun-tahun sebelumnya. Puasa merupakan ibadah hati. Dia adalah rahasia antara seorang hamba dengan Rabb-Nya. Sebab, Ketika seorang hamba tidak melakukan perbuatan yang dapat membatalkan puasa, padahal dia sanggup melakukan hal itu walau secara sembunyi-sembunyi, maka itu bukti bahwa dia yakin terhadap adanya pengawasan Allah terhadap perbuatannya.

Sebenarnya esensi bulan Suci Ramadan  telah termaktub dalam Al-Qur’an (Al-Baqarah, ayat 183-184), yaitu:

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ‏ ١٨٣ اَيَّامًا مَّعۡدُوۡدٰتٍؕ فَمَنۡ كَانَ مِنۡكُمۡ مَّرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَ​ؕ وَعَلَى الَّذِيۡنَ يُطِيۡقُوۡنَهٗ فِدۡيَةٌ طَعَامُ مِسۡكِيۡنٍؕ فَمَنۡ تَطَوَّعَ خَيۡرًا فَهُوَ خَيۡرٌ لَّهٗ ؕ وَاَنۡ تَصُوۡمُوۡا خَيۡرٌ لَّـکُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ‏ ١٨٤

Artinya:

Bahwa Allah Swt, memerintahkan hambanya untuk berpuasa guna menjadi manusia yang bertaqwa, dengan ikhlas mentaati perintah-Nya dan bersungguh-sungguh menjauhi larangan-Nya. Kemudian di bulan ini, pahala pun dilipat gandakan, dan segala hidayah bagai taburan bintang  di malam hari. Bagi siapa  yang teguh dan khusyu melewati bulan ini dengan aktivitas yang bermanfaat, maka kelak ia akan menerima kemuliaan pada bulan-bulan berikutnya. Rasulullah Muhammad Saw selalu meningkatkan ibadahnya dan semakin teguh dalam mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru negeri.

Puasa merupakan suatu bentuk ibadah yang menjadi kewajiban di bulan Ramadan. Semua umat Islam menahan lapar dan haus di siang hari, tidak berhubungan suami-istri, dan menahan amarah hingga waktu berbuka. Semua itu dilakukan agar puasa yang dijalankan dapat bernilai kebajikan sehingga tidak menodai kemurnian dan nilai-nilai luhur puasa. Dari puasa ini, sesungguhnya Allah Swt  mendidik hamba-hambanya disebut sebagai bulan edukasi, diantaranya untuk dapat menahan hawa nafsu, syahwat, dan pikiran keruh sehingga tercipta manusia yang berakhlak mulia (akhlaqul qarimah).

Ramadan merupakan bulan edukasi, di bulan ini mendidik hati untuk selalu dekat  kepada Allah Swt,  selalu berdzikir mengingatnya, mentaati perintah-Nya, dan mengunci nafsu dari perbuatan yang lalai terhadap-Nya. Selama sebulan, umat Islam dibina untuk mengendalikan dirinya, mengendalikan hati, akal, dan nafsu-Nya. Layaknya sebuah sekolah, bulan Ramadan merupakan bulan pendidikan. Kita dididik untuk mengendalikan diri, berkorban, beribadah semata-mata  hanya untuk Allah Ta’ala. Lebih dari itu, dalam hadist Qudshi,  Allah merahasiakan pahala dari  Ramadan ini, mulai 10-1.000, bahkan 1.000.000 kebaikan jika memang hamba-Nya bersungguh-sungguh menjalankan ibadah puasa. Apabila  memaksimalkan diri untuk semakin giat beribadah, memperdalam ilmu agama, dan terus mengurung nafsu dalam kotak ketaqwaan selama bulan pendidikan ini, maka pasti akan meraih kemenangan yang hakiki. Kita akan naik kelas, semakin mulia di mata Allah dan semakin luhur di hadapaan manusia. Semoga kita tidak menyia-nyiakan kemuliaan Ramadan sebulan ini, kita belajar mendidik diri kita, meningkatkan keataqwaan dan kesungguhan beriabadah selama Ramadan agar menjadi insan bertaqwa (mutaqin), manusia yang terdidik, dan manusia yang mulia di sisi Allah Swt.

Adapun keistimewaan Ramadan, seperti dijelaskan oleh Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. (2020) antara lain: Pertama, bulan wajib berpuasa sebulan penuh untuk melatih kesabaran dan meningkatkan iman. Kedua, bulan yang terbuka pintu rahmat Allah Swt. Ketiga, bulan yang memiliki satu amalam lailatul qadar atau malam yang lebih baik daripada beribadah seribu bulan (83 tahun). Keempat, bulan peringatan turunnya Al-Qur’an. Kelima, bulan pengampunan dosa-dosa yang telah lalu. Keenam, bulan yang memiliki pahala berlipat ganda sampai 70 kali lipat. Ketujuh, bulan yang membuat orang menunaikan ibadah umrah dihargai seperti yang menunaikan ibadah haji. Kedelapan, bulan yang sepuluh hari terakhirnya sangat baik untuk melakukan I’tikaf.      

Keistimewaan Syaum berdasarkan Hadis Nabi, antara lain: Pertama, akan diampuni dosanya yang lalu, Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya:

Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa shalat di malam lailatul qadr karena iman dan mengharapkan pahala akan diampuni dosanya yang telah lalu (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Kedua, mendapat perisai dari api neraka, Rasulullah Saw bersabda:

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Artinya:

Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman: Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku-lah yang akan membalasanya (HR. Ahmad No. 4308).

Ketiga, memperoleh pintu surga yang disebut Ar-Royyan, Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّ فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

Artinya:

Sungguh di surga ada sebuah pintu disebut Ar-Royyan, yang akan dimasuki di hari kiamat oleh orang-orang yang berpuasa, tidak ada seorang pun yang bisa masuk darinya selain mereka. Dikatakan (pada hari kiamat): Mana orang-orang yang berpuasa? Maka mereka pun bangkit (untuk masuk surga melalui pintu Ar-Royyan), tidak seorang pun yang bisa masuk darinya selain mereka, apabila mereka telah masuk pintu tersebut diitutup, maka tidak seorangpun yang bisa masuk darinya (HR Al Bukhari dan Muslim).

Keempat, amalan puasa akan memberikan syafa’at. Rasulullah Saw bersabda:

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ

Artinya:

Amalan puasa dan membaca Al Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. Amalan puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan amalan membaca Al Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at (HR Ahmad, No. 1429)

Bulan Ramadan disebut bulan edukasi seperti dijelaskan oleh Dr Raghib As-Sirjani (2014), yakni: Mendidik kaum muslimin untuk memenuhi perintah-Nya secara totalitas; mendidik kaum muslimin agar menundukkan syahwatnya; mendidik untuk mengendalikan hawa nafsu dan menahan amarahnya; mendidik senang berinfak; mendidik memiliki rasa persatuan, persaudaraan dan kasih sayang; mendidik merasakan penderitaan dan kesulitan orang lain; mendidik ketakwaan dalam hati kaum muslimin.

Tujuan yang ingin dicapai dari ibadah puasa adalah membentuk pribadi yang mampu menghadirkan Allah Swt dalam setiap aktivitas dan perilakunya, maka orang tersebut akan senantiasa terbimbing dari perbuatan yang dilarangnya. Setelah sebulan penuh dididik Ramadan, ilmupun didapat, maka langkah selanjutnya adalah mengamalkan ilmunya demi kebaikan diri, keluarga dan orang lain pada 11 bulan berikutnya.

Salah satu contoh yang ditorehkan dan patut kita teladani yaitu sifat kedermawanan Rasulullah Ketika bulan Ramadhan. Nabi Muhammad Saw Ketika Ramadhan lebih dermawan disbanding bulan lainnya. Hal tersebut sebagaimana dikatakan dalam hadis Rasulullah, antara lain: ‘’Sesungguhnya Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam merupakan manusia yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan tetkala berjumpa malaikat Jibril alaihissalam. Malaikat Jibril bertemu dengan beliau setiap malam pada bulan Ramadhan sampai penghujung Ramadhan, Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam membacakan Al-Qur’an kepada Jibril, maka tatkala beliau bertemu dengan Jibril, belaiu lebih dermawan dengan memberikan kebaikan melebihi angin yang bertiup (HR. Muslim).

Dari penggalan hadis di atas kita dapat diketahui salah satu kelebihan Nabi di bulan Ramadhan, yaitu bertambahnya kedermawan beliau. Sudah selayaknya memang kita tahu bahwa Nabi sangat dermawan, namun di bulan suci ternyata beliau meningkatkan taraf kedermawanannya. Dari hadis tersebut tersirat perilaku yang harus kita teladani, yaitu menumbuhkan serta meningkatkan sifat dermawan dalam diri, meski dzahir redaksi hadisnya tidak instruktif. Pengimplementasian hadis di atas di antaranya Ketika bulan suci. Oleh karena itu, mari yang belum sempat berbagi dan bersedekah, kita sedekah di bulan ini. Bagi yang diberi kesempatan berbagi rezeki di bulan-bulan sebelumnya, mari tingkatkan taraf kedermawanannya, dengan niata beribadah dan meneladani Nabi Muhammmad Saw.

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِاْليُمْنِ وَاْلإِيمَانِ، وَالسَّلَامِ وَالإِسْلامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَ تَرْضَاهُ

Artinya:

Ya Allah, jadikanlah ini bulan membawa keamanan, keimanan, keselamatan, keislaman, petunjuk bagi amal yang kau suka dan restui (HR At-Tirmizi, No. 3451).

Demikian ceramah singkat yang dapat disampaikana permohonan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan, mudah-mudahan Allah Swt menerima berbagai ibadah pada bulan suci Ramadhan 1444 H.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: