Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala, para Ulama terdahulu terbiasa mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu yang singkat. Diantaranya ada yang mengkhatamkan sehari semalam 1-3 kali, ada juga yang 2 hari dan 3 hari sekali.
Bahkan sebagian ulama terdahulu menganggap bahwa mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari 3 hari itu makruh. Namun, ada juga yang mengkhatamkannya dalam 4,5, 6 sampai 7 hari sekali. Dan ini merupakan standar para sahabat dalam mengkhatamkan Al-Qur’an. Kemudian, ada juga yang mengkhatamkan dalam 8 hari, 10 hari, sebulan sampai dua bulan sekali.
Itu zaman dulu, zaman sudah berubah memangnya masih ada zaman sekarang orang yang 3 hari sekali mengkhatamkan Al-Qur’an ? ada, mari kita simak cerita berikut ini. Al-Mukarromah Hubabah Khodijah Al-Hinduan. Beliau sangat istiqomah dalam membaca Al-Qur’an. Dan beliau mulai membacanya dari selesai sholat tahajud yang diakhiri dengan witir, kemudian membaca Al-Qur’an sampai menjelang sholat Subuh, baru kemudian membaca wiridnya.
Lalu, meneruskan bacaan Al-Qur’annya sampai waktu Dhuha, sekitar jam 7 atau jam 8 menjelang Abuya Hasan pulang dari kantor dan sarapan bersama Al-Mukarromah. Dan beliau melaksanakan pembacaan Al-Qur’an seperti itu dari semenjak kecilnya. Begitu pula antara Ashar dengan Maghrib, antara Maghrib dengan Isya dan menjelang tidur sambil menunggu Abuya pulang ke rumah.
Karena beliau memiliki kebiasaan tidak tidur kecuali sampai Abuya dulu yang tidur. Sambil menunggu Abuya datang, maka beliau menggunakan waktu yang tersisa untuk membaca Al-Qur’an. Sehingga pantas kalau beliau setiap tiga hari mengkhatamkan Al-Qur’an. Dan perlu kita ingat pesan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam : Paling utamanya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an. (al-Hadits).
Membaca Al-Qur’an bukan hanya rutinitas. Itu tameng saat kita menjaganya di hati maka Al-Qur’an menjaga kita dari gelapnya dunia.
Sumber : Dikutip dari buku Hubabah Khodijah Al-Hinduan : Sang Khodijah Zaman Now karangan Assoc. Prof. Dr. Al-Habib Segaf Baharun, M.H.I.