Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, keputusan perjanjian Hudaibiyah sungguh menyesakkan dada bagi kaum Muslimin setelah melakukan perjalanan jauh dari Madinah, dan hanya 23 km lagi akan masuk ke Makkah, mereka harus kembali dan tidak jadi melaksanakan umrah
Umrah ditunda setahun itulah keputusannya kaum Muslimin harus segera kembali ke Madinah dan baru diperkenankan lagi datang tahun depan padahal, mereka sudah menggunakan pakaian ihram
Namun perjanjian itu sudah disepakati oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan Suhail bin Amr, perwakilan dari kafir Quraisy, Nabi pantang berkhianat untuk itu, Nabi mengajak para sahabatnya untuk bertahalul dan menyembelih hewan (al-hadyu) qurban di tempat itu, di lembah Hudaibiyah
Dua kali Nabi menyeru, tapi tidak seorang pun menggubris dan pada kali ketiga, mereka tetap bergeming tidak menyambut ajakan Nabi kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam masuk ke dalam tendanya di sana ada istri beliau Ummu Salamah setelah diceritakan, Ummu Salamah mengerti masalahnya
Ia pun tidak tinggal diam. Ummu Salamah memberikan solusi, Wahai Nabiyallah, keluarlah tidak perlu bicara ke mereka satu kata pun sehingga engkau menyembelih hewan qurban, lalu panggil tukang cukur (untuk bertahalul)
Selanjutnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melaksanakan nasihat Ummu Salamah dan, benar saja seketika kaum Muslimin menyembelih hewan qurban dan bertahalul Nabi tidak perlu berteriak lagi untuk menyeru mereka
Ummu Salamah telah memberikan solusi jitu atas permasalahan yang dihadapi Nabi ini menjadi bukti tentang kecerdasan Ummu Salamah yang tentu saja tidak berarti melemahkan kecerdasan Nabi
Di sisi lain, ini juga membuktikan bahwa dakwah atau seruan dengan tindakan jauh lebih efektif dari pada perkataan dalam dunia pendidikan, qudwah atau memberikan keteladanan itu jauh lebih mudah diterima anak didik dari pada dengan ucapan
Sumber : Pusat Kajian Sirah
