Ya Allah, Bolehkah Aku Mengeluh?

Ya Allah, Bolehkah Aku Mengeluh?

Oleh: Encep Hasby Fajrullah (Pembina IRMA SMA Mutiara Terpadu Palabuhanratu)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dalam menjalani kehidupan, ada kalanya tidak semua yang kita jalani itu sesuai dengan apa yang kita harapkan, banyak sekali haling rintang dan berbagai problematika yang dihadapi, dan sering sekali kita mengeluh pada apa yang terjadi dikehidupan ini. Diberi cuaca panas mengeluh, di beri hujan mengeluh, diberi nilai kecil mengeluh, diberi tugas banyak mengeluh, gaji sedikit mengeluh, semuanya terkadang kita keluhkan. Lalu, sebenarnya bolehkah kita mengeluh?

Sahabat IRMA yang dirahmati Allah Swt

Mengeluh bukanlah sebuah kesalahan, karena memang sebenarnya mengeluh itu merupakan tabi’at dari manusia, sebagaimana yang Allah katakan dalam Al-Qur’an:

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ

Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan dengan sifat keluh kesah lagi kikir.” (QS Al-Ma’aarij:19)

إِذَا مَسَّهُ السَّرُّ جَزُوْغًاۙ

Artinya: “Apabila ditimpakan keburukan (kesusahan), ia berkeluh kesah” (QS. Al-Ma’aarij:20)

Sangat jelas dalam ayat diatas bahwa manusia adalah tempatnya segala keluh kesah. Mengeluh sebuah keawajaran, yang tidak diperboleh adalah berlarut-larut dalam keluhan, apalagi mejadikan kita berputus asa. Karena di situlah sebenarnya ujian yang Allah berikan kepada kita, apakah kita termasuk orang-orang yang bersabar dan bersyukur kepada-Nya atau tidak, padahal apapun yang menimpa pada diri seseorang belum tentu itu merupakan sebuah keburukan baginya. Sebagaimana Firman Allah:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰۤى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰۤى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لّكُمْۗ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, itu buruk bagimu. Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ketika kita dihadapkan dengan situasi yang terburuk menurut kita, maka bersabarlah jangan berlarut-larut dalam keluhan, jangan bersedih, bahkan Allah Swt., memberikan motivasi langsung kepada orang beriman, sebagaimana firman-Nya:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ،،،

Artinya: “janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali-Imran: 139)

Tidak hanya itu, Allah Swt pun telah berjanji akan memberikan pahala yang besar pada mereka yang bersabar dan tidak berkeluh kesah.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْئٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصِ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ زَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰيِرِيْنَ

Artinya: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Mengutip dalam kitab “Nashoihul Ibad” Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan:

هَمُّ الدُّنْيَا بِظُلْمِ الْقَلْبِ وَهَمُّ الْآٰخِرَةِ بِنٌوْرِ الْقَلْبِ

“Sedih karena urusan dunia, maka hati akan menjadi gelap dan sedih karena akhirat maka hati akan menjadi terang”

Sahabat IRMA yang dirahmati Allah Swt

Berbicara sabar memanglah mudah namun terkadang pada praktik dan realitanya kita sangat sulit untuk melakukannya, tapi ada satu hal yang harus selalu kita ingat bahwa Allah Swt., tidak akan pernah memberikan cobaan kepada hamba-Nya melebihi batas kemampuan hamba-Nya.

لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَاۚ ،،،

Artinya: “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,,,” (QS. Al-Baqarah: 286)

Ketika Allah Swt memberikan ujian yang berat menurutmu, karena Allah Swt tahu bahwa kamu mampu untuk melakukannya, sebagaimana pepatah mengatakan:

“Semakin menjulang tinggi pohon tumbuh, maka semakin besar pula angin yang menghembusnya”

Seperti itulah kehidupan, jadi kuat dan bersabarlah. Dan ketika berada di situasi sulit, ada satu sya’ir Arab yang selalu penulis ingat;

الصَبْرُ كَالْصِّبْرِ مُرٌّ فِيْ مُذَاقَتِهِ، لَكِنَّ عَوَاقِبَهُ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ

“Kesabaran bagaikan racun yang sangat pahit rasanya, akan tetapi buah dari kesabaran itu lebih manis daripada madu”

Wallahu a’lamu….

Wassalamu’alaiku wr.wb..

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: