Dari Masjidil Haram ke Sidratul Muntaha: Refleksi Isra Miraj dalam Kehidupan

Dari Masjidil Haram ke Sidratul Muntaha: Refleksi Isra Miraj dalam Kehidupan

Oleh: Defri Irham Gufronny (Mahasiswa Universitas Siliwangi)

Isra Miraj adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang penuh dengan makna mendalam. Perjalanan spiritual ini dialami oleh Nabi Muhammad SAW pada malam hari, di mana beliau diperjalankan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra), kemudian naik ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh untuk bertemu langsung dengan Allah SWT (Miraj). Kejadian ini tidak hanya menjadi bukti kebesaran Allah, tetapi juga sarat akan pelajaran yang relevan dalam kehidupan seorang Muslim. Isra Miraj adalah peristiwa yang menggambarkan hubungan unik antara manusia dengan Sang Pencipta. Dalam perjalanan Isra, Rasulullah SAW menunjukkan bahwa umat Islam harus peduli terhadap tempat-tempat suci, termasuk Masjidil Aqsa, yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Kemudian, perjalanan Miraj menjadi simbolik dari kedekatan hamba dengan Allah SWT yang dicapai melalui ibadah, terutama shalat.

Allah SWT berfirman:

“Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.” (QS. Al-Isra: 1)

Ayat ini menegaskan bahwa Isra Miraj adalah bukti nyata kekuasaan Allah SWT, yang juga menjadi pengingat bagi umat manusia tentang pentingnya iman kepada perkara gaib.

Peristiwa Isra Miraj mengajarkan kita banyak hal yang relevan dengan kehidupan modern. Berikut adalah beberapa refleksi utama:

  1. Kedisiplinan dalam Menunaikan Shalat Salah satu hasil utama dari Isra Miraj adalah turunnya perintah shalat lima waktu. Shalat bukan hanya kewajiban, tetapi juga cara untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, shalat mengajarkan kedisiplinan, ketundukan, dan kesadaran spiritual yang mendalam.
  2. Menjaga Hubungan dengan Allah dan Sesama Isra, yang melibatkan perjalanan horizontal dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, melambangkan hubungan sosial manusia dengan sesama. Sementara Miraj, perjalanan vertikal menuju Allah SWT, melambangkan hubungan spiritual dengan Sang Pencipta. Umat Islam diajarkan untuk menjaga keseimbangan antara ibadah kepada Allah dan tanggung jawab sosial kepada sesama manusia.
  3. Menghargai Tempat-Tempat Suci Perjalanan ke Masjidil Aqsa mengingatkan umat Islam akan pentingnya menjaga kehormatan dan keberlangsungan tempat-tempat suci. Hal ini mengajarkan kita untuk menjaga perdamaian dan tidak melupakan sejarah perjuangan umat Islam.
  4. Keteguhan Iman dalam Menghadapi Tantangan Ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan peristiwa Isra Miraj, banyak yang meragukan kebenarannya. Namun, Rasulullah tetap teguh menyampaikan kebenaran. Ini menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk tetap berpegang pada keyakinan meskipun dihadapkan pada keraguan atau tantangan.

Dalam konteks kehidupan modern, Isra Miraj mengajarkan pentingnya fokus pada tujuan spiritual meskipun berada di tengah kesibukan duniawi. Dalam era yang penuh dengan distraksi, perjalanan ini menjadi pengingat untuk selalu mendahulukan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, Isra Miraj juga menanamkan semangat optimisme. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah meskipun menghadapi berbagai rintangan. Allah SWT telah menyediakan jalan menuju keberkahan, dan kunci keberhasilannya terletak pada keteguhan iman dan kesungguhan dalam menjalankan syariat. Isra Miraj bukan hanya sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga perjalanan spiritual yang mengandung hikmah besar bagi umat Islam.

 

 

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: