Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah SWT, sebuah doa yang mulia yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim a.s dan putranya Nabi Ismail a.s sehingga Allah abadikan dalam al-Qur’an pada surat Al-Baqarah 2 ayat 127-128, Allah SWT berfirman : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), Ya Rabb kami terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, Ya Rabb kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (QS. al-Baqarah 2 ayat : 127-128)
Diantara kandungan yang terdapat dalam doa Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s yang pertama, Menghadirkan khauf dan roja dalam doa dan amal shalih, Wuhaib bin al-Ward tatkala membaca ayat 127 dari surat al-Baqarah yang artinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa) : Ya Rabb kami terimalah dari kami (amalan kami) ia menangis dan berujar, Wahai Kekasih Allah (Khalil ar-Rahman) Engkau meninggikan pondasi Rumah ar-Rahman, namun engkau pun merasa khawatir kalau-kalau itu tidak diterima Allah SWT
Pembaca yang dirahmati Allah SWT, menjadi renungan bagi kita, bagaimana keduanya menghadirkan khauf (rasa takut) dan roja (rasa harap) khawatir kalau Allah tidak berkenan menerima amal keduanya, mereka tengah berada dalam amal shalih yang agung namun Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s masih memohon dengan penuh tunduk dan tawadhu agar amalnya diterima oleh Allah SWT
Yang kedua, Diterimanya amal menjadi hal yang sangat penting, saat kita beramal shalih maka mesti kita iringi dengan keikhlasan semata hanya mengharap ridho Allah dan seorang hamba harus membersihkan dirinya dari riya, dan ujub, karena Allah SWT Yang Maha Mendengar doa dan Maha Tahu segala niat hamba-Nya
Yang ketiga, Bertawassul kepada Allah dalam berdoa dengan Asma dan sifat Allah, yang keempat, Pentingnya berdoa agar selalu diberi ketegaran di atas Islam, (bagi dirinya, dan juga anak keturunannya) yang kelima, Dalam segala keadaan perlu bertaubat kepada-Nya, meski seorang hamba sudah berusaha sekuat tenaga dalam beramal, namun pastilah ada sisi kekurangan dalam beramal
Akhirul kalam, semoga Allah SWT, memberi kita taufiq sehingga kita bisa digolongkan dengan orang-orang yang shalih. Aamiin

