Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, setelah berbulan-bulan kapal Nabi Nuh alaihissalaam berlayar di atas banjir bandang pada akhirnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala mulai menyurutkan banjir tersebut dari muka bumi
Dan ketika itu kapal Nabi Nuh alaihissalaam berlabuh di sebuah bukit bernama Bukit Ju’di, atau yang kini dikenal sebagai Gunung Ararat di wilayah Turki sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : Dan Allah telah berfirman : Hai Bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah, dan air pun disurutkan, perintahpun dituntaskan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi dan dikatakan binasalah orang-orang yang zalim (QS. Hud 11 ayat : 44)
Ats Tsalabi mengatakan bahwa bahtera (kapal) Nabi Nuh alaihissalaam mendarat di atas bukit Judi pada hari Asyura, yakni hari ke sepuluh di bulan Muharram pada hari itu, Nabi Nuh alaihissalaam berpuasa dalam rangka bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Nabi Nuh alaihissalaam membuka pintu-pintu kapalnya dan melihat indahnya cahaya matahari kemudian Nabi Nuh alaihissalaam dan para pengikutnya mengumandangkan takbir dari dalam kapal dengan penuh rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Dalam kisah-kisah para Nabi yang Allah abadikan kisah-kisah tersebut dalam al-Qur’an terdapat ibroh, hikmah, dan pelajaran yang tidak terbatas yang ditanamkan dan bersinar dengan jelas melalui kejelasan dan kekuatan bahasanya
Dan begitu banyak pelajaran dan hikmah yang dapat diambil dari kisah-kisah para Nabi dan Rasul serta umat terdahulu mari kita terus memetik hikmah dari kisah-kisah tersebut untuk membimbing setiap langkah kita dalam menjalani kehidupan ini senantiasa berada dalam ridho Allah dan senantiasa ada dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin
