Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala, di antara ruku yang meruntuhkan ego dan sujud yang meleburkan diri, ada jeda yang sering dipandang sederhana yaitu duduk di antara dua sujud. Namun justru disanalah kelembutan Ilahi menyapa. Ia bukan sekadar istirahat, tapi helaan napas ruhani setelah meruntuhkan segala keangkuhan di hadapan-Nya.
Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya beliau menulis. Duduk di antara dua sujud adalah saat hamba berhenti sejenak untuk memohon semua kebutuhannya dalam ketenangan, lalu bersiap kembali menenggelamkan wajahnya dalam penghambaan.
Di duduk ini, kita melafazkan doa singkat namun memuat lautan makna : Ampuni aku rahmati aku, perbaikilah yang retak dalam hidupku, angkat aku dari keterpurukan, berilah aku rezeki halal dan barakah, tunjukkan jalan-Mu, lindungi aku dari bala, maafkan aku.
Imam Ibnu al-Qayyim berkata : Doa ini intisari segala permintaan hamba. Ia merangkum ampunan masa lalu, rahmat saat ini, petunjuk jalan, perlindungan, dan limpahan kebaikan yang akan datang.
Lihatlah betapa lembutnya Allah. Setelah sujud, Allah tidak langsung memerintahkanmu bangkit. Allah memberi jeda agar engkau duduk dalam keheningan, meneguk rahmat-Nya perlahan, sebelum kembali bersujud lebih dalam.
Para Sufi memandang duduk ini sebagai tempat ruh bernafas. Setelah tenggelam dalam fana sujud, jiwa yang luluh diberi jeda untuk merasakan baqa kehadiran yang kembali pada hidup, namun lebih jernih.
Jangan anggap remeh duduk di antara dua sujud. Ia mengajarkan bahwa setiap kejatuhan butuh jeda untuk bangkit, dan setiap bangkit harus disertai pengakuan akan kelemahan. Berhentilah sejenak, biarkan hatimu memohon dengan khusyu pada-Nya.
Duduk diantara dua sujud bukan sekadar transisi gerak. Ia adalah mushafahatul qalb yaitu berbisiknya hati dengan Rabb-nya, dalam lirih yang tidak terdengar telinga manusia, tapi disambut langit dengan kasih sayang.
Setelah kita mengetahui makna yang terkandung dalam duduk diantara dua sujud Semoga setiap gerakan dalam shalat yang kita tunaikan dapat kita maknai dengan penuh penghayatan yang mendalam sehingga shalat kita lebih khusyu yang akan membawa perubahan bagi ruh, jiwa dan kehidupan kita untuk lebih baik lagi sehingga kita tergolong ke dalam hamba-hamba Allah yang mendapatkan manfaat serta nilai keutamaan dari ibadah shalat.
