PERINGATAN HARI SANTRI (ASAL USUL DAN MAKNA MENDALAM TEMA HARI SANTRI 2025)

PERINGATAN HARI SANTRI (ASAL USUL DAN MAKNA MENDALAM TEMA HARI SANTRI 2025)

Oleh : Dzikri. Ashiddiq. Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala, tema Hari Santri 2025 adalah Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia. Menurut keterangan Kemenag dan Surat Edaran Menag Nomor 04 Tahun 2025 tentang Panduan Pelaksana Peringatan Hari Santri 2025.

Tema hari santri 2025 memiliki makna mendalam. Tema Hari Santri 2025 menegaskan tugas santri tidak hanya mengawal kemerdekaan tetapi juga membawa nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan di tataran yang luas. Slogan Mengawal Indonesia Merdeka menegaskan peran santri sebagai benteng moral dan spiritual bangsa.

Sedangkan makna Menuju Peradaban Dunia adalah sebuah visi bahwa santri tidak hanya berkutat pada isu domestic tetapi juga ikut membangun peradaban global. Hal itu diwujudkan dengan pemikiran, karya intelektual, hingga kontribusi santri di berbagai bidang.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Prof Amien Suyitno menceritakan asal-usul tema Hari Santri 2025 berkaitan dengan kisah perjuangan para santri dalam mengawal kemerdekaan. Dulu sebelum Indonesia merdeka, kita semua tahu, betapa besarnya peran santri mengawal kemerdekaan dan puncaknya adalah pada saat lahirnya Resolusi Jihad yang waktu itu dipelopori oleh seorang tokoh besar Hidratussyaikh KH Hasyim Asy’ari yang menyerukan jihad ketika melawan kembalinya sekutu di Surabaya.

Prof Amien Suyitno menyebut peristiwa itu menjadi titik balik lahirnya Hari Pahlawan 10 November 1945 yang pada waktu itu Bung Tomo minta restu Kiai Hasyim untuk menghalangi kembalinya kolonialisme. Hal itu kemudian diwujudkan dengan seruan jihad. Itu yang kemudian mengapa tema hari santri tidak boleh lepas dari mengawal Indonesia merdeka karena memang ada asbabul wurud yang menjadi legitimasi nilai historis itu.

Terkait Peradaban Dunia dalam tema Hari Santri 2025, Prof Amien Suyitno menjelaskan pesantren memiliki tradisi pengajaran yang tetap dirawat hingga kini, tetapi juga beradaptasi dengan modernitas termasuk dalam membangun peradaban.

Sumber : Detikhikmah.

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: