Rabiul Awal Sebagai Momentum Meneladani Akhlak Nabi dalam Diri

Rabiul Awal Sebagai Momentum Meneladani Akhlak Nabi dalam Diri

Oleh: Dzikri Ashiddiq

Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala, datangnya bulan Rabiul Awal selalu menjadi pengingat akan hadirnya cahaya terbesar bagi umat manusia, yaitu kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Beliau adalah cahaya penuntun yang Allah kirimkan agar manusia tidak tersesat dalam gelapnya kehidupan.

Mari kita renungkan sejenak betapa besar makna hadirnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, di tengah-tengah kita. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, datang di tengah masyarakat yang terjerat dalam kegelapan, tenggelam dalam kesyirikan, kezaliman, dan perpecahan. Dengan kesabaran, beliau menanamkan tauhid, menebarkan akhlak mulia, dan menghadirkan kasih sayang.

Hingga cahaya Islam menyinari hati manusia di berbagai penjuru dunia. Jika kita benar-benar mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka dekatilah kisah hidup beliau. Peringatan Rabiul Awal sejatinya adalah panggilan untuk kita mendekat kembali kepada sirah nabawiyah. Di sanalah tersimpan kisah penuh hikmah, tentang bagaimana beliau menghadapi ujian, bangkit dari kertepurukan, hingga tetap menebar kasih di tengah kebencian.

Dari setiap episode hidupnya, kita diajak belajar bahwa cinta sejati kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, berarti meneladani akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman : Sungguh pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab ayat : 21)

Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wata’ala, momentum Rabiul Awal adalah saat yang tepat untuk memperbarui dan meningkatkan cinta kita kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Cinta itu bukan sekadar ucapan, melainkan diwujudkan dengan usaha nyata untuk menghidupkan sunnah dan teladan beliau dalam setiap langkah kehidupan.

Salah satu cara terindah untuk menjaga hati kita tetap tertaut dengan beliau adalah dengan memperbanyak shalawat, agar cinta ini selalu hidup dalam jiwa dan terhubung sampai kelak di Yaumil akhir.

Mari jadikan beliau sebagai teladan, cahaya, dan penuntun langkah, hingga kita digolongkan sebagai umat yang mendapat syafaatnya di hari akhir. Semoga Allah menanamkan dalam hati kita cinta yang tulus kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, cinta yang menggerakan untuk mengikuti jejaknya, hingga kelak kita digolongkan sebagai umat yang berhak mendapat syafaatnya di yaumil akhir.

Allahumma shalli ala Muhammad wa’ala aali Muhammad.

Sumber : MUI. or. id.

 

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Baca Juga: