Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, dalam buku Belajar Ikhlas, karya : Al-Harits Al-Muhasibi, diterangkan, bahwa takwa berkaitan dengan hati dan anggota badan, mari kita mulai dengan mengenali takwa pada anggota tubuh, yakni dengan mengamati apakah perbuatan lahiriah sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah
Bila perbuatan lahiriah sudah bisa dikategorikan telah memelihara batasan-batasan Allah Swt, maka lanjutkan dengan mengamati qalbu, kalau sikap qalbu seseorang istikamah dan sesuai dengan tujuan aktivitas lahiriah yang dilakukan, maka ia telah memiliki ketakwaan dalam jiwanya
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, instropeksi ini harus dilakukan secara mendetail dengan mengamati setiap aktivitas anggota tubuh, apakah sudah sesuai dengan perintah dan larangan Allah Swt atau tidak ? lidah misalnya, apakah ia mengucapkan apa yang diperintahkan Allah Swt, seperti menyampaikan kata-kata kebaikan dan penuh manfaat dan melarang dari kemungkaran ? kalau sudah yakin bahwa mulut hanya mengucapkan apa yang diperintahkan Allah Swt, maka amatilah juga apakah mulut kita sudah menjauhi perkataan yang dilarang Allah Swt
Jika mulut kita sudah terjaga dari berbagai ucapan yang dilarang Allah Swt, maka lanjutkanlah dengan mengamati mata, apakah mata hanya melihat hal yang halal dan menjauhi hal yang haram, apabila mata kita sudah terjaga dari pandangan yang haram, dan mata kita hanya memandang hal yang diridhai oleh Allah Swt, maka teruskanlah dengan mencermati telinga, apakah telinga kita hanya mendengarkan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah Swt, bila telinga kita sudah menjalankan tugasnya dengan baik
Maka lanjutkanlah dengan mengamati tangan, apakah tangan kita sudah benar-benar hanya menyentuh benda yang halal dan menjauhi benda yang haram, bila ternyata tangan sudah terjaga dengan baik dimana tangan kita hanya kita gunakan dalam hal yang baik
Maka lanjutkanlah dengan memerhatikan kaki kita, apakah kaki kita sudah menunaikan kewajiban dan menjauhi larangan, jika kaki sudah berfungsi sesuai dengan perintah Allah Swt, maka lanjutkanlah dengan memerhatikan seluruh anggota tubuh kita, apakah seluruh anggota tubuh kita sudah kita gunakan dalam hal kebaikan
Apabila sudah benar-benar seluruh anggota tubuh kita istiqamah dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, maka kita mesti mengamati tujuan dalam melaksanakan semua itu, apakah semua aktivitas lahiriah itu hanya ditujukan untuk mengharap ridha Allah Swt atau tidak
Pembaca yang dirahmati Allah Swt, setelah mendapati semua aktivitas hanya ditujukan untuk mengharap ridha Allah Swt, maka renungkanlah adakah rasa takjub dalam diri hingga merasa lebih baik dari pada orang lain karena telah berhasil menaati Allah Swt, kalau tidak menemukan rasa takjub dalam diri, perhatikan adakah rasa sombong karena telah melakukan semua itu, kalau tidak ada, maka amatilah adakah perasaan bahwa kemampuan melakukan ibadah ini adalah berkat besarnya tekad dalam diri, bukan berkat pertolongan dan rahmat Allah Swt,
Apabila tidak terlintas sedikit pun perasaan buruk tersebut, maka adakah rasa bangga dalam diri karena kita telah berhasil menepis perasaan buruk itu, kalau tidak ada, maka cermati apakah motivasi melakukan semua itu benar-benar hanya untuk Allah Swt
Bila semua perasaan buruk tersebut tidak ada dalam hati kita, maka perhatikan adakah perasaan buruk lainnya seperti iri, merasa hebat, dan berambisi mendapatkan kemuliaan di muka bumi, apabila sudah direnungkan, ternyata semua perasaan buruk itu tidak ada maka ketakwaan kita menjadi ketakwaan yang utuh dimana hati yang bertakwa pada Allah Swt maka akan menjadikan seluruh anggota tubuh kita ada dalam ketakwaan pada Allah Swt

