Oleh: Dzikri Ashiddiq
Pembaca yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dr. Hepi Andi Bastoni, MA. M.Pd.I, menerangkan banyak yang mengira, Masjidil Aqsha dibangun pada masa Nabi Sulaiman padahal, jika kita telusuri sejarahnya, Masjid tersebut jauh didirikan sebelum masa keemasan Bani Israil itu
Masjidil Aqsha adalah masjid kedua setelah Masjidil Haram yang sama-sama didirikan di masa Nabi Adam dan dibangun sejak masa Nabi Adam. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghifari, mengatakan : Wahai Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, masjid manakah yang pertama kali dibangun di muka bumi ? Beliau menjawab, Masjid al-Haram. Aku kembali bertanya, kemudian ? Beliau menjawab Masjid Al-Aqsha. Kemudian kutanya lagi, Berapa tahunkah jarak pembangunan keduanya ? Beliau kembali menjawab, 40 tahun. Dimanapun engkau menjumpai waktu shalat, maka shalatlah, karena tempat (yang engkau jumpai itu) adalah masjid
Selanjutnya Nabi Ibrahim dan Nabi Luth Hijrah ke Baitul Maqdis, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia (Q.S Al-Anbiya 21 ayat : 71)
Tanah yang diberkahi itu adalah bumi Syam, dan lebih spesifik lagi menurut Wahbah Zuhaili dan Sulaiman al-Asyqar serta yang lainnya Baitul Maqdis
Selanjutnya, Nabi Ismail dan Nabi Ishaq di daerah Baitul Maqdis, sebelum dibawa Nabi Ibrahim ke Mekkah bersama Ibunya Hajar, Ismail lahir di wilayah Syam tepat di lokasi yang kita kenal dengan Palestina hari ini
Demikian juga dengan Ishaq yang belakangan menurunkan Nabi Ya’kub dan Nabi Yusuf juga berdiam di tempat yang disebut dengan Kan’an, juga wilayah Syam
Selanjutnya, Nabi Ya’kub, beserta keluarganya dan Nabi Yusuf hijrah dari Kan’an menuju Mesir. Nabi Ya’kub lahir di wilayah Palestina dan memiliki putra yang bernama Yusuf. Dalam surah Yusuf dikisahkan dengan detail, bagaimana Yusuf sempat di buang oleh saudara-saudaranya ke dalam sumur lalu dijual ke Mesir
Pada akhir kisah dituturkan bahwa Yusuf mengajak seluruh keluarganya hijrah ke Mesir
Selanjutnya, Nabi Musa dan Nabi Harun diperintahkan ke Baitul Maqdis. Keturunan Bani Israil berkembang di Mesir hingga muncul kekuasaan Fir’aun. Setelah menolak seruan Nabi Musa, Fir’aun ingin membunuhnya. Nabi Musa dan Nabi Harun serta Bani Israil diperintahkan Allah untuk masuk ke al-Ardh al-Muqaddasah, Tanah yang suci (Q.S al-Maidah 5 ayat : 21)
Namun hingga Nabi Musa dan Nabi Harun wafat, bangsa Palestina tidak sanggup masuk ke Palestina karena menganggap di sana ada penguasa diktator (qauman jabbarin)
Selanjutnya, Yusya Bin Nun membawa Bani Israil ke Baitul Maqdis. Di bawah pimpinan Yusya Bin Nun, Bani Israil berhasil masuk ke Baitul Maqdis. Selanjutnya, Bani Israil secara turun temurun memakmurkan wilayah Baitul Maqdis hingga Allah mengutus Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Pada fase ini, Bani Israil masih bertauhid dan menjalankan syariat Allah. Karena itu mereka berhak atas Tanah Suci al-Quds
Selanjutnya, Nabi Daud dan Nabi Sulaiman membangun Baitul Maqdis. Hingga akhirnya tiba masa kekuasaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Kisah tentang kekuasaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman di al-Quds ini dijadikan Zionis Israel sebagai stempel pengesahan mereka untuk merebut Palestina. Bahkan, lambang bendera mereka, menunjukkan dua garis biru (simbol Sungai Nil dan Sungai Eufrat), dan di tengahnya ada bintang david (simbol kekuasaan Nabi Daud). Pemahaman ini jelas keliru
Nabi Daud dan Nabi Sulaiman adalah dua raja yang bertauhid. Masjidil Aqsha diwariskan kepada kaum yang bertauhid. Sedangkan akidah orang-orang Yahudi sudah melenceng dan yang berhak atas bumi Al-Aqsha adalah umat Islam
Di antara alasan Zionis Israel ingin mengambil alih al-Aqsha karena mereka menganggap tanah itu warisan leluhur mereka dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman yang merupakan keturunan Ibrahim
Di internal umat Islam sendiri, tidak sedikit yang mengira al-Aqsha dibangun oleh Nabi Sulaiman padahal, jauh sebelumnya bangunan itu sudah ada sejak zaman Nabi Adam lalu diwariskan dari Nabi ke Nabi
Sumber : Pusat Kajian Sirah